BANTUL SPJ – Dipenghujung tahun 2023 ini Dinas Kebudayaan Bantul menyelenggarakan event sastra dengan tajuk ‘Gelar Sastra Bantul’ yang mengangkat tema ‘Harmoni Damai Dalam Sastra’ yang akan dihelat pada hari sabtu, 9 Desember 2023 mulai pukul 15.00 wib hingga selesai di kompleks Pasar Seni Gabusan Sewon Bantul.
“Acara ini diselenggarakan untuk memberikan ruang apresiasi sastra dari para sastrawan dan masyarakat, melibatkan seluruh element yang mendukung kehidupan sastra di Bantul, menampilkan sastra di Bantul yang tidak tercerabut dari akarnya, menunjukkan kehidupan yang harmonis antar masyarakat,” jelas Slamet Pamuji, Sekdin Kundha Kabudayan Bantul dalam rapat koordinasi persiapan di kantor Disbud Bantul selasa (5/12/2023).
Secara berurutan akan menampilkan kelompok lagu puisi ‘SABU’ (dulu Sanggar Bambu) Untung Basuki dkk., dilanjutkan parade dongeng oleh Bekti Raharjo dkk., Panggung Sastra Rakyat, #SelasaSastra (Nunung Deni Puspitasari, Nanik Indarti, Anes Prasetya), Macapat Gamelan Citraswara, Dramatisasi Cerpen oleh Sanggar Rumah Kreatif Bintang, juga ada pentas keroncong, tari Golek Ayun-ayun, dilanjutkan penampilan Pena Kartika, Komunitas Sastra Bantul (Indrian Koto, Latief S. Nugroho dll), dengan Maestro Sastra Jogja: Landung Simatupang, Hamdy Salad, dan Faruk HT.
Acara masih berlanjut dengan penampilan Jejak Imaji, PARAMARTA, AdamMakna, tari kolosal ‘Bersatu untuk Bantul’ dan akan dipungkasi dengan penampilan group ‘Ngatmombilung’.
“Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, kami berkolaborasi dengan banyak pihak baik aparatur, pelaku usaha, masyarakat dan utamanya komunitas sastra yang ada di Bantul, baik secara organisasi maupun secara perseorangan,” terang Slamet.
Lebih lanjut Trijaka Suhartaka Kasie Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul menjelaskan bahwa acara ini sebelumnya juga pernah diselenggarakan, di Lapangan Imogiri dan pernah di Gedung SMKI Bantul.
“Jika memungkinkan ini menjadi event tahunan, memebri ruang apresiasi bagi sastrawan dari Bantul agar juga bisa saling bertegur sapa dengan masyarakat umum yang mungkin awam terhadap sastra itu sendiri. Semoga makin banyak masyarakat yang kemudian mencintai sastra, sebagai apresiawan, penulis, dan akan lahir karya sastra adiluhung dari masyarakat Bantul,” terang Tri. (RYN)