Anda berada di
Beranda > Essay > Observasi Usaha Sarung Tangan Family Sporting

Observasi Usaha Sarung Tangan Family Sporting

Pada tanggal 9 November 2022 saya Hilmi Hamid mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, melakukan kunjungan terhadap salah saatu usaha UMKM di daerah Gunung Kidul tepatnya pada desa Banaran IX, Playen, Gunung Kidul. Usaha yang di kunjungi bergerak di bidang industry garmen khususnya usaha sarung tangan dengan nama usaha FAMILY SPORTING yang didirikan oleh bapak Purwibowo Adi Setia. Usaha milik bapak Purbowo Adi Setia didirikan sejak tahun 2020.

Lokasi usaha sarung tangan FAMILY SPORTING sangat strategis dekat dengan sumber SDM sehingga dapat mendapatkan kayrawan dengan mudah dan dapat mendongkrak perekonomian di sekitar. karena memiliki lokasi usaha yang tidak menjadi satu bangunan tetapi dibagi menjadi beberapa bangunan atau rumah, dalam proses produksi menjadi sedikit terhambat. Usaha FAMILY SPORTING mempunyai ancaman dalam usahanya karena bermunculan pabrik sarung tangan yang serupa. Untuk mengatasi saingan usaha yang bermunculan, FAMILY SPORTING malakukan Quality Control yang sangat ketat untuk meningkatkan mutu pada produk agar dapat menjamin produk sarung tangan yang berkualitas untuk konsumen dapat mempercayai produk usaha sarung tangan FAMILY SPORTING.

Usaha FAMILY SPORTING dalam memenuhi pasokannya menggunakan banyak pemasok atau bekerjasama dengan pabrik-pabrik besar sarung tangan yang kemudian sarung tangan dari berberapa pabrik bersar tersebut dijahit sampai selesai memenuhi SOP, kemudian sarung tangan tersebut baru bisa di ekspor ke luar negri seperti : Amerika serikat, India, Japan, Korea , dan Eropa. FAMILY SPORTING dalam melaksanakan produksi memiliki persediaan digudang untuk menyimpan barang persediaan. FAMILY SPORTING dalam setiap produksi ditentukan oleh permintaan pabrik atau konsumen yang kemudian sarung tangan baru diproduksi agar menghindari penumpukan barang di gudang. Dalam usaha tersebut strategi persediaannya menggunakan strategi JIT karena bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan atau jalannya produksi pada saat dibutuhkan saja. Sehingga sesuai dengan strategi JIT dimana barang ada pada saat dibutuhkan.

Penulis: Hilmi Hamid, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta atas bimbingan Putri Dwi Cahyani, S.E, M.E.I

Artikel Serupa

Ke Atas