Anda berada di
Beranda > News > Puluhan Finalis Siap Bersaing Menjadi Dimas-Diajeng Bantul 2019

Puluhan Finalis Siap Bersaing Menjadi Dimas-Diajeng Bantul 2019

Ketigapuluh finalis Dimas-Diajeng Bantul 2019 berfoto bersama (foto: Azka Qintory)

BANTUL – Pergelaran Dimas Diajeng Bantul 2019 akan memasuki masa puncaknya pada Minggu ini (14/7/2019), dengan melibatkan 30 finalis atau 15 pasang yang seluruhnya merupakan putra-putri asli Bantul. Ketigapuluh finalis ini terpilih setelah menyisihkan ratusan peserta yang telah diseleksi sejak April lalu. Malam puncak sendiri akan dilaksanakan di History of Java (Pyramid) Jl. Parangtritis km. 5,5 Bangunharjo, Sewon, Bantul, mulai jam 7 malam, dengan dihadiri para tamu terhormat, seperti Bupati Bantul beserta istri, dll.

Pemilihan Dimas-Diajeng (Dimjeng) Bantul yang kini diadakan setiap dua tahun sekali ini, memiliki tujuan untuk mencetak generasi muda yang nantinya mampu menjadi representasi pemuda/i di kabupaten Bantul, sebagai agen utama promosi pariwisata, yang memiliki sifat Cendekia, Beretika, dan Berbudaya, sesuai dengan tagline dari Dimjeng Bantul.

Kepala Dinas Pariwisata kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menyatakan bahwa seluruh finalis (30 peserta) adalah pemenang bagi masyarakat Bantul, terlepas dari apapun hasilnya pada Grand Final nanti.

Kepala Dinas Pariwisata Kwintarto Heru Prabowo mengadakan sesi jumpa media, didampingi pemenang Dimas-Diajeng Bantul tahun 2017 (foto: Azka Qintory)

“Saya harap dari beberapa bulan proses seleksi yang berjalan ini, dapat membuat anda yang tadinya malu berbicara di depan umum saja susah, saya harap hari ini hal itu sudah tidak ada lagi. Dan kalau selama ini ada berbicara secara emosional, mulai hari ini saya harap kalian bisa berbicara secara cerdas,” sebut Kwintarto dalam jumpa media di kawasan Tembi, Sabtu (13/7/2019).

Lebih lanjut, Kwintarto mengatakan, tahun ini Dimjeng berusaha dikemas semenarik mungkin, maupun output yang dihasilkan nantinya juga haruslah meningkat kualitasnya dibandingkan Dimjeng  dari generasi sebelumnya.

“Tahun ini kita mencoba menambah perwakilan dari Kecamatan Bantul. Kalo dulu asal peserta bebas dari mana saja, maka tahun ini kita mencoba untuk menyaring yang benar-benar asli Bantul saja. Karena kalo bebas biasanya peluang anak Bantul untuk masuk 30 besar semakin tertutup, karena mereka mungkin kurang pede,” tambah Kwintarto.

Dengan memprioritaskan Bantul sebagai peserta finalis, disini Dinas Pariwisata berusaha menjadikan ajang Dimjeng sebagai pioneer bagi anak-anak Bantul untuk unjuk kebolehan di daerahnya asalnya sendiri, sekaligus menjadikan ciri khas ke-Bantul-an masyarakatnya tetap terjaga hingga ke generasi penerus.

Pemilihan pemenang Dimjeng Bantul 2019 tidak hanya didasarkan pada Malam puncak saja, melainkan sudah dinilai semenjak terpilih menjadi 30 finalis (15 pasang), pada bulan Mei lalu. Melalui kegiatan karantina, personality mereka semua masing-masing dinilai oleh pihak-pihak yang berkompeten, untuk dapat mewujudkan tagline Dimjeng Bantul yakni Cendekia, Beretika, dan Berbudaya. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas