Anda berada di
Beranda > News > Kominfo Bantul: Pegiat Medsos Harus Berperan Dalam Smart City

Kominfo Bantul: Pegiat Medsos Harus Berperan Dalam Smart City

BANTUL – SPJ – Kabupaten Bantul mempunyai dasar dan potensi-potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pada tahun 2017 dipilih menjadi salah satu dari 100 kabupaten atau kota dalam program Gerakan Menuju 100 Smart City. Penyenggaraan Gerakan Menuju 100 Smart City diinisiasi oleh Kementrian Kominfo melalui Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan bersama dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementrian PPN/Bappenas, Kementrian PUPR, Kantor Staf Presiden, Kementrian Keuangan, Kemenko Perekoniomian, dan Kementrian PANRB.

Untuk mendukung dan mewujudkan Kabupaten Bantul menjadi ‘smart city’ yang lebih baik dan maju, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bantul mengadakan gathering dengan para pegiat media sosial yang ada di Kabupaten Bantul dan sekitarnya di Warung Omah Sawah, Miri, Timbulharjo, Sewon, Bantul bertemakan, ‘Mewujudkan Kabupaten Bantul Sebagai Kota Cerdas’, pada hari Kamis (30/11/2023). Para pegiat media sosial yang hadir diantaranaya mengelola akun tentang wisata, kuliner, dan akun-akun yang memberikan informasi terkini yang terjadi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Bobot Ariffi’ Aidin, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bantul dalam sambutannya mengatakan Kabupaten Bantul saat ini sudah menerapkan smart city dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektonik (SPBE), kedepannya semoga lebih baik lagi dan semakin maju serta muncul banyak inovasi-inovasi dari pemerintahan, masyarakat, dan para pegiat media sosial.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada para pegiat media sosial sudah berkenan hadir dalam kegiatan kali ini kemudian dan juga terimakasih selama ini telah sangat membantu Pemerintah Kabupaten Bantul, dengan apa yang sudah dilakukan oleh para pegiat sosial dengan mempromosikan apa yang ada di Bantul, menginformasikan apa yang ada di Bantul, sungguh yang dilakukan itu sangat membantu Pemerintah Kabupaten Bantul dan Masyrakat Bantul”, Ungkap Bobot.

Kegiatan ini menghadirkan Sri Redjeki, Rektor Universitas Teknologi Digital Indonesia sebagai narasumber yang juga saat ini menjadi tim pendamping smart city di Kabupaten Bantul. Menurut Sri Redjeki, smart city tidak melulu tentang digitalisasi. Smart City adalah suatu konsep pengembangan suatu tempat atau daerah dengan menerapkan dan mengimplementasikan teknologi secara inovatif, efektif, dan efisien. Penerapan dan pengimplikasian teknologi ini dilakukan dengan cara menghubungkan insfrastruktur fisik, ekonomi dalam sebuah kawasan sehingga akan terwujud peningkatan pelayanan dan kualitas hidup yang lebih baik. Dalam membangun smart city, ada enam pilar yang perlu diperhatikan yaaitu: smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding. Tanpa disadari, para pegiat media sosial ini ikut berperan di Kabupaten Bantul dalam menerapkan smart city. Apa yang ditulis di media sosial merupakan bagian percepatan smart city di Kabupaten Bantul yang sesungguhnya.

“Media sosial sebagai alat untuk menyampaikan aspirasi dan kritik, kritik yang disampaikan tentu saja kritik yang membangun sehingga akan tercipta kesejahteraan masyarakat, selain itu gunakan media sosial sebagai sarana untuk edukasi masyarakat,” ungkap Sri Redjeki menutup sesi diskusi. (HAR)

Artikel Serupa

Ke Atas