SLEMAN – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggagas penyelenggaraan Kemah Budaya Kaum Muda, dengan tujuan untuk memberi ruang inkubator yang mendorong lahirnya berbagai purwarupa (prototype) dan inisiatif sosial untuk memperkuat upaya pemajuan kebudayaan di berbagai daerah, ungkap Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Minggu 21/7 di pelataran Ramayana Balet Prambanan.
Menurutnya, upaya pemajuan kebudayaan ini akan berbasis interaksi kreatif antar kaum muda sebagai garda-depan (avant-garde) dengan menggunakan pendekatan terpadu di bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics).
“Setelah melalui proses seleksi yang ketat namun terbuka akhirnya sebanyak 133 Kelompok dan proposal atau sebanyak 561 orang yang berusia antara 18 s.d. 28 tahun ini, berhasil terpilih purwarupa alfa untuk di fasilitasi pengembangannya dalam acara puncak Kemah Budaya Kaum Muda yang akan diselenggarakan di Bumi Perkemahan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada 21-25 Juli 2019,” jelas Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dalam sambutannya.
Agenda dibuka dengan tarian ‘Roro Jongrang’, dilanjutkan menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3 stansa, pertunjukan tari ‘Mula rasa’, sambutan dari Dirjen Kebudayaan, Gubernur DIY, dan Mendikbud, ditutup dengan pertunjukan musik ‘Basingsai’.
Diwawancarai Suara Pemuda Jogja, Sri Sultan HB X menambahkan bahwa anak muda jaman sekarang memiliki dunianya sendiri, era digital multimedia, yang berbeda dengan kaum tua, sehingga perlu fasilitasi yang tepat ke depannya.
“Kita sebagai kaum tua, berbeda dengan kaum muda, mereka punya kelebihannya sendiri, dan harus di dorong untuk mencapainya sebagai puncak kebudayaan baru,” kata Sri Sultan HB X.
BTW