Anda berada di
Beranda > News > BAHAS SINEMATIKA DALAM DUNIA KETHOPRAK, CINEMARTANI GELAR JAGONGAN SINEMA

BAHAS SINEMATIKA DALAM DUNIA KETHOPRAK, CINEMARTANI GELAR JAGONGAN SINEMA

BANTUL – SPJ – Cinemartani akan menyelenggarakan Jagongan Sinema Jumat Pahing edisi pertama. Edisi perdana ini mengangkat tema “Sinema Kethoprak: Pengalaman Sinematik dalam Film dan Seni Pertunjukan.” Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Jumat Pahing, 23 September 2022, pukul 19:00 WIB – Selesai bertempat di Jln. Tirtodipuran No. 63 (Depan Sekar Pizza).

“Kami akan menghadirkan narasumber untuk bercerita pada sesi ini, yakni Ibu Heruwati (Pengarah acara Kethoprak Sayembara TVRI Jogja 1988-2003),” terang Sri Eka Kusumaning Ayu, Direktur Cinemartani (21/9/2022) kepada SPJ.

Sinema Kethoprak mungkin kerap kita dengar belakangan ini. Sebuah format pertunjukan kethoprak di masa pandemi yang tetap berusaha dihadirkan dengan upaya menyiasati berbagai pembatasan fisik. Berbagai praktik seni pada masa pandemi kemarin memang menggelitik rasa penasaran kita untuk menguji klaim-klaimnya. Sepertinya segala usaha men-‘daring’-kan seni pertunjukan bukanlah kerja semalam dan semata reaksi darurat mengakali pandemi. Pencarian ini yang kemudian membawa kami pada salah satu program TVRI Jogja, yaitu Kethoprak Sayembara. Sebuah program kethoprak di televisi yang begitu populer dekade 90-an.

“Kethoprak dan film barangkali lahir dari embrio dan spirit yang berbeda. Kehadiran sinema kethoprak melalui stasiun TV plat merah adalah penanda penting. Tentu kita paham betul bagaimana pemerintah Orde Baru mengawasi media massa. Dengan demikian, negosiasi Kethoprak Sayembara (Sinema Kethoprak) memiliki berbagai dimensi. Tidak hanya pada cara mengolah teknologi dan perangkat digital, tetapi juga dalam menjalin cerita di antara tekanan dan pengawasan,” jelas Eka.

Pengalaman yang akan diceritakan pada edisi perdana ini akan menghadirkan Heruwati (Pengarah acara Kethoprak Sayembara TVRI Jogja 1988-2003) sebagai teman pencerita. Heruwati adalah sosok penting dalam dunia pertelevisian dekade 90-an. Ingatannya masih sangat tajam untuk menceritakan bagaimana dirinya mengeksplorasi berbagai kekhasan medium film dan kethoprak menjadi sebuah paket siaran berformat segar.

“Kami berharap, ada kesegaran yang seharusnya tidak hanya untuk dunia kethoprak, tetapi juga dunia film,” pungkas Eka. (red)

Artikel Serupa

Ke Atas