KOTA YOGYAKARTA – SPJ – Semalam saya berkesempatan ke angkringan yang berada di dekat kos, angkringan Mbah Hendro namanya. Pada saat saya berada diangkringan, bertemu dengan istrinya Mbah Hendro,, Surastri namanya, disana kemudian kami berbincang–bincang.
Beliau mengungkapkan bahwa angkringan ini sudah ada sejak 2002, sudah sekitar 20 tahun lalu. Alasan beliau dan suaminya untuk membuka angkringan ini karena demi menyekolahkan anak-anaknya. Tetapi, untuk sekarang alasan beliau dan suaminya masih membuka angkringan ini hanyalah untuk mengisi waktu luang mereka saja, karena anak-anak meraka sudah selesai sekolah dan sudah mendapat pekerjaan mereka masing-masing.
“Dulunya untuk membiayai sekolah anak-anak. Kalau sekarang ya untuk aktivitas harian,” ungkap Surastri.
Di angkringan Mbah Hendro, menjual berbagai makanan dan minuman yang pastinya sangat terjangkau bagi anak kos, makanan yang dijual nasi kucing Rp. 2.000,-, ayam kecap Rp. 5.000,-, ayam goreng Rp. 5.000,-, gorengan Rp. 1.000,-, mihun Rp. 3000,-, tempe orek Rp. 3.000,-, serta ada juga usus dan sayur. Sementara itu untuk minuman yang dijual disana harganya berkisar Rp. 3.000-an. Saya sendiri membeli nasi kuncing, ayam goreng dan mihun. Makanan disana enak-enak dan murah-murah sangat terjangkau bagi anak kosan.
“Kebanyakan yang beli ya mahasiswa, harga anak kos soalnya, murah meriah,” jelas Surastri, Sabtu (a0/09/2022).
Angkringan Mbah Hendro dibuka mulai pukul 16.30 WIB – 20.30 WIB. Ditanyakan kendla yang dihadapi dalam usaha angkringan, selama berjualan kendala yang sering dihadapi Surastri dan suaminya alami adalah modal dan juga hujan, karena jika hujan jarang ada pembeli yang mampir sehingga jualannya tidak habis.
“Susahnya kalau hujan karena pada tidak jajan, jadi modal untuk jualan hari selanjutnya juga terganggu,” kata Surastri.
Harapan Surastri untuk angkringan ini adalah agar supaya jualannya laris manis, dan Surastri serta suaminya diberikan kekuatan serta Kesehatan dari Tuhan. Setalah saya selesai berbincang-bincang dengan Surastri saya pamit pulang, menikmati jajanan dari angkringan. (red).
Penulis: Amahorseja Clarisa Artha Narga, Dosen: Ignatius Soni Kurniawan, S.E, M. Sc, UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA