Anda berada di
Beranda > News > SMAN 1 Kretek Bantul, Peringati Bulan Bahasa Dengan Workshop Penulisan Cerpen

SMAN 1 Kretek Bantul, Peringati Bulan Bahasa Dengan Workshop Penulisan Cerpen

BANTUL – SPJ – Dalam rangka memeriahkan Bulan Bahasa tahun 2022, SMA Negeri 1 Kretek Bantul menyelenggarakan ‘Workshop Menulis Cerpen’ bagi para pelajar di sekolah tersebut Rabu (5/10/2022). Workshop menulis cerita pendek menghadirkan narasumber Tedi Kusyairi (Bang Tedi Way) redaktur Majalah ‘Mentaok’ majalah kebudayaan Kabupaten Bantul yang diterbitkan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul.

Dalam sambutannya untuk membuka acara Heri Supartono S.Pd. selaku Kepala SMAN1 Kretek menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka Bulan Bahasa 2022.

“Kegiatan rutin setiap tahun ini, dalam rangka memberikan wadah belajar bagi siswa, selain mendapatkan teori di kelas, khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia untuk menulis cerpen, bisa mendapatkan pengalaman langsung prkatik dari narasumber,” jelas Heri.

Menurut Fitri Kurniasari S.Pd, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, menjelasakan bahwa setiap tahun agenda ini selalu ada, dalam rangka bulan bahasa.

“Pesertanya sejumlah 42 orang, perwakilan dari kelas masing-masing 2 orang. Kegiatan ini merupakan sarana praktik siswa untuk mengenal implementasi dunia penulisan di luar pelajaran sekolah,” kata Fitri.

Sementara itu, Tedi Kusyairi, memaparkan teori mengenai penulisan prosa, penulisan cerita pendek. Dalam paparanya, Tedi mengungkapkan bahwa cerita merupakan bagian dari kehidupan manusia.

“Banyak orang bingung mau menulis apa, bingung idenya, padahal ide berserakah di sekitar kita, tinggal mau mengambil apa yang akan ditulis. Inspirasi bisa datang sendiri dan kita tangkap kemudian kita tulis. Ide cerita juga bisa dicari, merenung sejenak, mendalami ingatan, kemudian menganalisanya, akan menemukan ide-ide yang menarik,” Tedi mengawali materinya.

Lebih lanjut Tedi menjelaskan tata sistematikan penulisan cerpen, pilihan panjang cerpen seperti cerita panjang (novelet), cerpen standar koran dan majalah 5000 kata dan short short strory atau cermin.

“Implementasi saat ini, cerita pendek yang paling pendek, seperti cerita mini, bisa digarap tidak hanya tulisan, tapi bisa menjadi bahan untuk membuat video short di media sosial, secara ekonomikal, cerpen masuk ke ranah industri kreatif,” kata Tedi.

Dalam kesempatan workshop kali ini mencontohkan hal teknis penulisan secara sederhana. Jika sudah menemukan ide ceritanya, yang penting diawali membangun set up cerita yang bisa menarik pembaca, dipilih kata dan kalimat yang bagus, kemudian menuju konflik utama cerita, dan nanti cerita akan diakhiri bagaimana tergantung penulis.

“Prinsip dasar teknik menulisnya demikian itu, yang penting idenya menarik, khas, baru, dan berbeda dari yang sudah ada. Dari sini kita harus banyak membaca cerpen-cerpen yang sudah ada untuk mencari kebaharuan, mencari ide baru, dan agar kita terbiasa untuk menulis, harus banyak membaca,” kata Tedi.

Setelah berpanjang lebar menjelaskan, dilanjutkan sesi tanya jawab, sesi praktik menulis short-short tory, sesi memabaca kara cerpen peserta, dilanjutkan bedah naskah. Di akhir sesi workshop, Tedi menantang para peserta untuk memperbaiki tulisannya, atau mau menuliskan cerpen lain, untuk dikirim ke redaksi Majalah Mentaok, sebagai tindak lanjut praktik dari workshop kali ini. (red).

Artikel Serupa

Ke Atas