Anda berada di
Beranda > News > Lebih Dari Sekedar Festival Budaya, Gunungkidul Siap Jadi Tuan Rumah FKY 2025

Lebih Dari Sekedar Festival Budaya, Gunungkidul Siap Jadi Tuan Rumah FKY 2025

BANTUL – Perhelatan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) akan kembali digelar pada tahun 2025 ini, atau yang ke-36 sejak pertama kali diselenggarakan pada 1989 silam. FKY 2025 akan berpusat di Lapangan Logandeng, kecamatan Playen, kabupaten Gunungkidul, DIY pada 11-18 Oktober 2025 mendatang.

Pada edisi tahun ini, FKY mengangkat tema besar “adat istiadat” dengan tajuk “Adoh Ratu, Cedhak Watu”, yang berarti jauh dari raja/pemimpin, tapi dekat dengan batu (alam).

Dalam pemaparannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dhian Lakshmi Pratiwi, sebagai stakeholder inti dari penyelenggaraan FKY, mengaku siap kembali menyelenggarakan FKY 2025 di Gunungkidul, sebagai bagian dari selebrasi budaya yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia.

“Kegiatan apapun yang kemudian menjadi bagian dari adat istiadat dan tradisi, pada dasarnya adalah satu upaya untuk memaknai dan menguatkan kembali hubungan antar manusia, manusia dengan alam, dan tentu saja manusia dengan Tuhannya,” ujar Dhian dalam konferensi pers di salah satu hotel di kawasan Banguntapan Bantul, Sabtu (4/10/2025).

Dhian menambahkan, meskipun tajuk FKY adalah festival budaya, namun FKY tidak semata-mata hanya sebuah festival budaya, melainkan juga bagaimana seluruh masyarakat, dalam hal ini masyarakat DIY khususnya Gunungkidul sebagai tuan rumah, dapat berkumpul bersama-sama melaksanakan aktivitas budaya yang dapat mempererat persaudaraan dan juga persatuan.

“Ini akan menjadi tantangan besar bagi kita semua, bagaimana kemudian menterjemahkan festival dengan tematik adat dan tradisi, tetapi tidak melulu hanya sesuatu yang bisa dilihat secara visual saja, melainkan juga dapat dirasakan, dimaknai secara mendalam, sekaligus menjadi perayaan bersama seluruh masyarakat, agar seluruh ide dan gagasan yang ada dapat dituangkan dalam sebuah produk festival yang utuh dan dapat diimplementasikan oleh seluruh masyarakat yang terlibat di dalamnya,” tambah Dhian.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana FKY 2025, BM Anggana menuturkan selama tanggal 11-18 Oktober pelaksanaan FKY 2025, terdapat beberapa sub-acara unggulan, yakni Pawai Pembukaan, Kompetisi FKY diantaranya Panji Desa, Ternak Sehat, Jurnalisme Warga, Jelajah Budaya yang terdiri dari Telusur Tutur, Lokakarya, dan Sandiswara, Pameran FKY, Panggung FKY, FKY Bugar, Pasaraya Adat “Ruwang Berdaya”, Pawon Hajat Khasiat, dan juga FKY Rembug yang berisi program bernama Wicara, Siniar, dan Wedangan.

“Tahun ini adalah tahun ketiga dari roadmap rebranding lima tahun FKY, jadi sejak 2023 kami melakukan formulasi bagaimana festival yang sudah berumur 36 tahun ini, dari yang awalnya festival kesenian kemudian berubah menjadi kebudayaan, agar tetap selalu up-to-date dengan situasi terkini yang terjadi di masyarakat,” tutur BM Anggana.

Menurut BM Anggana, pemilihan Gunungkidul sebagai lokasi berikutnya dari roadmap lima tahunan FKY adalah sesuatu yang sangat tepat untuk penyelenggaraan tahun ini, karena persoalan tentang adat istiadat ini sudah menjadi jatahnya kabupaten Gunungkidul.

Sementara itu, Kus Yuliadi dari Steering Comitee FKY 2025 menyampaikan bahwa setelah berdiskusi panjang dengan BM Anggana selaku Ketua Pelaksana FKY dan juga teman-teman panitia yang lain, disimpulkan bahwa Gunungkidul masih memegang erat budaya tradisi dan adat istiadat, serta kecenderungan bahwa adat istiadat masih sangat dibutuhkan untuk bisa menyatukan kembali masyarakat Jogja secara keseluruhan, khususnya di tengah situasi politik yang masih cukup panas.

“Salah satu yang ditawarkan dalam FKY 2025 nanti adalah karnaval budaya, dimana kegiatan ini dapat menawarkan satu pelajaran penting agar masyarakat bisa kembali pada ekosistem adat istiadat untuk menemukan jati diri atau identitasnya yang sebenarnya,” kata Kus Yuliadi.

Melalui kerja bersama seluruh lapisan masyarakat diantaranya panitia pelaksana/programmer, pelaku budaya/seniman, serta komunitas lokal di Gunungkidul dan juga stakeholder terkait. Semua pihak saling bersinergi untuk mensukseskan penyelenggaraan FKY di Gunungkidul tahun ini. Sehingga warga sekitar tidak sekedar menjadi penonton pasif yang hanya menikmati jalannya festival, melainkan juga turut aktif menghidupkan dan mengimplementasikan pengetahuan adat istiadat yang tumbuh di tanah mereka sendiri. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas