Anda berada di
Beranda > News > Masuki Tahun Keempat, Festival Sastra Yogyakarta Selalu “Siyaga” Dengan Setiap Perubahan Yang Ada

Masuki Tahun Keempat, Festival Sastra Yogyakarta Selalu “Siyaga” Dengan Setiap Perubahan Yang Ada

YOGYAKARTA – Keberadaan sastra masih belum begitu digandrungi oleh masyarakat secara umum, termasuk generasi muda atau Gen Z. Hanya saja, sebagai “ibukota Sastra”, kota Yogyakarta tentunya perlu menggiatkan lagi kegiatan bersastra kepada masyarakat umum, agar dapat menjaga eksistensi sastra hingga ke generasi berikutnya.

Untuk itulah, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta bersama stakeholder terkait, berinisiatif untuk menyelenggarakan kembali Festival Sastra Yogyakarta (FSY), yang akan berlangsung pada 28-30 November 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan. Sebagai catatan, perhelatan FSY kali ini sudah memasuki tahun keempat (sejak tahun 2021).

Pada tahun keempat ini, FSY mengambil tema “Siyaga”, yang berarti selalu bersikap “Siyaga” (siap) dengan segala macam situasi dan perubahan yang terjadi di sekitar kita.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengungkapkan bahwa festival sastra ini selayaknya dapat menggairahkan lagi eksistensi sastra di kota Yogyakarta.

“Festival ini tentunya akan sangat bagus untuk meneguhkan kembali keberadaan sastra di Yogyakarta, apalagi kan kota Yogyakarta ini juga dijuluki sebagai “ibukota Sastra”,” ungkap Yetti dalam konferensi pers terkait FSY di Yogyakarta, Senin (25/11/2024).

Selain itu, menurut Yetti, event FSY tahun ini juga dapat menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan literasi sastra di kalangan generasi muda, yang selama ini dianggap masih belum memadai.

Pemotongan tumpeng sebagai bagian dari rasa syukur Festival Sastra Yogyakarta yang masih eksis hingga tahun keempat (foto: Azka Qintory)

Sementara menurut Ketua Pawiyatan FSY 2024, Paksi Raras Alit, FSY merupakan momentum yang tepat untuk kembali menggiatkan sastra kepada masyarakat umum. Mengingat event-event bernuansa sastra masih cukup kurang di Yogyakarta ini, sekalipun Yogyakarta dijuluki sebagai “ibukota Sastra”.

“Sebenarnya kalo dilihat lebih jauh, event-event sastra yang bermunculan ini masih cukup kurang, apabila dibandingkan dengan event-event seni pertunjukan seperti musik dan sebagainya, yang dalam seminggu bisa ada 5-7 kali. Sementara event sastra yang aslinya merupakan pokok pengetahuan dalam urusan kebudayaan, justru hanya ada sedikit, padahal ini sangat penting sekali untuk terus eksis,” ucap Paksi pada kesempatan yang sama.

Sedangkan Direktur Artistik FSY, Hendra Himawan, menegaskan bahwa perhelatan FSY tahun ini akan lebih mendekatkan diri dengan kehidupan masyarakat, dalam artian kebutuhan utama masyarakat terkait literasi dan sastra, akan ditampilkan selama tiga hari perhelatan FSY 2024.

“Salah satu yang kita tonjolkan adalah Pasar Buku Sastra, karena meskipun katanya minat baca buku itu terus menurun, tapi nyatanya menurut mereka (para produsen buku cetak, red) penjualan buku justru mengalami peningkatan, terlebih setelah pandemi. Nah ini yang ingin kita perdalam lagi seperti apa realitanya,” kata Hendra Himawan.

Selain acara konferensi pers, momen ini juga dimanfaatkan untuk melaksanakan tradisi Tumpengan sekaligus doa bersama, guna merayakan keberhasilan FSY yang masih eksis hingga tahun keempat. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas