BANTUL – Cerita tentang Mbah Sri (95), perempuan tua yang bersikukuh melakukan perjalanan dari desa ke desa demi mencari makam suaminya yang pamit berperang ketika Agresi Militer Belanda kedua, pada hari Kamis (18/5/2017) lalu resmi dirilis di 22 layar bioskop di seluruh Indonesia. Film yang sepenuhnya mengangkat isu lokalitas ini, dipresentasikan dalam bahasa Jawa, sehingga sangat dekat dengan masyarakat khususnya di Pulau Jawa.
Film garapan BW Purba Negara ini merupakan film panjang pertama yang digarap dan sudah diapresiasi dalam berbagai festival film baik nasional maupun internasional. Film ini sarat akan kesederhanaan hidup dan budaya Jawa, namun film ini tidak hanya mengambil latar di Gunungkidul.
Watumabur dan Pucung di Imogiri, Kabupaten Bantul, juga masuk dalam frame film Ziarah ini.
U-Wei Bin H. Saari (Sutradara Kawakan di Malaysia yang menjadi Ketua Dewan Juri AIFFA 2017) mengakui bahwa film Ziarah mampu mengubah paradigma perfilman masa kini yang lebih banyak menampilkan kemewahan dan jauh dari realita.
“Film Ziarah menyadarkan penonton, bahwa ada kesederhanaan hidup yang juga terjadi di belahan dunia ini. Kesederhanaan tersebut sangat dekat dengan realita dan menyentuh setiap hati penontonnya. Dan saya sendiri secara pribadi mengagumi film ZIarah”, ungkap U-Wei.
Sejauh ini film Ziarah telah tayang di 22 layar lebar dalam 16 kota di Bioskop pulau Jawa dan Kupang. Ziarah akan tayang di Solo Square XXI (Solo), Blok M Square XXI & TIM XXI (Jakarta), Empire XXI (Bandung), Empire XXI (Yogyakarta), Mandala 21 (Malang), Citra XXI (Semarang), Sutos XXI & Royal 21 (Surabaya), Depok XXI (Depok), CGV Bekasi Cyber Park (Bekasi), CGV Sahid JWalk (Yogyakarta), CGV Sunrise Mall (Mojokerto), CGV Rita Supermall (Purwokerto), Cinemaxx Maxxbox Lippo Village (Tangerang), Cinemaxx Lippo Plaza Jogja (Yogyakarta), Cinemaxx Java Supermall (Semarang), Cinemaxx Plaza Kupang (Kupang), Platinum Artos (Magelang), Platinum Hartono Mall (Solo), dan Platinum Sun City (Sidoarjo). (qin)
