BANTUL – SPJ – Tingkat literasi di lingkungan sekolah salah satunya bisa diusahakan dalam bentuk penulisan karya sastra, hal ini dijadikan target oleh SMK N 2 Sewon. Upaya mendorong peningkatan kapasistas literasi ditempuh dengan membuat acara workshop penulisan cerpen selama dua hari, selasa dan rabu, tanggal 10 dan 11 September 2024 di Ruang 1 dan 2 SMK N 2 Sewon.
Ketua penyelenggara, Ch Ngaruh Tyas, mengatakan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam penulisan cerpen, sebagai salah satu program peningkatan literasi di sekolah.
“Harapannya dengan menghadirkan narasumber yang sudah ahli dalam penulisan cerpen, bisa mendorong guru untuk menulis, nantinya karya akan dibukukan, sehingga bisa dibaca oleh banyak orang,” kata Tyas.
Workshop diikuti oleh 55 guru di SMK N 2 Sewon, selama dua hari, dan akhirnya karya akan dibukukan. Harapannya nanti guru juga akan menularkan kepada siswanya. Hal ini diperkuat oleh Suwarsidi Kepala SMK N 2 Sewon dalam sambutan pembukaan cara, Selasa (10/9/2024).
“Penulisan itu perlu contoh, umpama saya sudah menulis dan menerbitkan buku, harapannya bapak dan ibu guru juga, sehingga ini bisa ditularkan ke siswa. JIka masih gamang untuk menulis, maka salah satunya dengan cara banyak membaca untuk memperbanyak referensi,” kata Suwarsidi yang punya nama pena EsWe SiDi di dunia penulisan ini.
Workshop menghadirkan dua narasumber, Latief Noor Rohmans redaktur Kedaulatan Rakyat dan Tedi Kusyairi sastrawan pegiat #SelasaSastra dan redaktur Majalah Mentaok. Pemaparan kedua narasumber lebih mengacu pada upaya bahwa penulisan cerpen itu sebenarnya mudah, hanya soal mendisiplinkan untuk menuliskannya.
“Kadangkala orang tidak menulis karena tidak punya ide yang akan ditulis apa, hal ini hanya perlu mengasah kepekaan, lihat sekitar apa yang membuat tertarik, lalu ditulis. Memanfaatkan gadget bisa langsung di tulis di sosial media atau catatan. Pengembangan tulisan bisa menggunakan imajinasi atas peristiwa yang sudah ditulis itu,” kata Tedi.
Ditambahkan lebih lanjut, kebuntuan akan ide tulisan dan membangun mood menulis salah satunya dengan banyak membaca karya lainnya.
“Makin banyak membaca buku dan referensi akan memperkuat dalam menulis. Modal imajinasi saja tidak cukup. Harus lebih banyak membaca untuk melihat tulisan-tulisan cerpen yang sudah jadi,” tegas Latief.
Setelah wokshop diharapkan guru akan terus menulis, untuk pengajaran di sekolah atau dikirim ke media masa, sebagai salah satu bentuk peningkatan kapasistas literasi guru. (red)