BANTUL – Bagi anda yang gemar menulis, maka anda harus melakoni kegiatan ini secara konsisten, terus-menerus, dibaca lagi, diteliti lagi, dan yang paling utama adalah tidak bisa hanya dilakukan semaunya saja, apalagi jika anda ingin menjadikan kegemaran ini sebagai sesuatu yang menghasilkan pundi-pundi uang.
Begitulah kurang lebih intisari dalam Workshop Pembinaan Sastra 2024 “Penulisan Essai” yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan Bantul melalui Dana Keistimewaan, di Aula Balai Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, Rabu (6/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Octo Lampito selaku Pemimpin redaksi Kedaulatan Rakyat (KR) dan sastrawan Jawa Sarworo Soeprapto sebagai narasumber yang menyampaikan tentang penulisan essai dan seluk-beluk di dalamnya.
Dalam pemaparannya, Octo Lampito menyampaikan bahwa dalam menulis essai itu boleh menggunakan opini pribadi, namun harus didukung oleh data yang memadai.
“Ketika menulis itu kita harus banyak-banyak menggunakan data (yang akurat), meskipun masih diperbolehkan menggunakan opini pribadi. Namun pastikan bahwa opininya itu juga kuat, bukan cuman asal-asalan,” ujar Octo kepada para peserta workshop penulisan essai, Rabu (6/10/2024).
Sementara Sarworo yang lebih fokus ke penulisan sastra Jawa, menilai bahwa penulisan essai akan sangat menarik, jika mampu melibatkan masyarakat lokal, khususnya yang berkaitan dengan sejarah.
“Sehingga disini mereka (masyarakat lokal) tidak hanya bertindak sebagai penonton di wilayahnya sendiri, tapi juga diberdayakan agar ikut andil dalam menghasilkan tulisan yang dapat dibaca generasi setelahnya,” kata Sarworo.
Bukan tidak mungkin, hasil workshop kali ini akan menghasilkan penulis essai baru di masa mendatang, yang bisa meraup cuan sekaligus terkenal di media massa. (qin)