Anda berada di
Beranda > Uncategorized > ‘Masa depan adalah hari ini’ Workshop Jurnalistik SMP Negeri 2 Jetis

‘Masa depan adalah hari ini’ Workshop Jurnalistik SMP Negeri 2 Jetis

BANTUL – Workshop Jurnalistik diselenggarakan oleh SMP Negeri 2 Jetis dalam rangka bulan bahasa untuk menunjang kegiatan Gerakan Literasi Sekolah, bertempat di Aula pada Jumat, 18/10/2024.

Kegiatan workshop jurnalistik diikuti oleh 45 siswa perwakilan masing-masing kelas. Kegiatan dibuka oleh Kepala SMP Negeri 2 Jetis Gantyo Suhartono MSi MM. Dalam sambutannya diungkapkan bahwa dengan perkembangan jamannya, informasi bekembang juga dengan pesat seiring kemajuan teknologi. Dibalik arus informasi itu ada banyak wartawan yang bekerja menyampaikan berita. Berita menjadi bagian dari informasi berbasis kenyataan yang dihadapi saat peristiwa terjadi. Pada dasarnya pekerjaan wartawan adalah menulis sejarah.

“Masa depan adalah hari ini,” tegas Raden Gantyo Suhartono dalam  sambutannya membuka Workshop Jurnalistik.

Workshop menghadirkan narasumber Tedi Kusyairi owner website Suara Pemuda Jogja dan redaksi majalah Mentaok.

Dalam paparannya Tedi mengutarakan berbagai teori mengenai dunia jurnalitik dan bercerita pengalaman selama bekerja di media.

Menurut Tedi, ujung tombak sebuah media adalah para wartawannya, redaksi dan reporter yang mencari dan mengolah berita yang akan ditampilkan. Ada dua bagian penting dalam dunia media yakni manajemen dan redaksi. Para reporter di lapangan bertugas mengulik informasi dari sebuah peristiwa kemudian menyampaikannya kepada publik melalui media.

“Inti workshop jurnalistik kali ini adalah reportase, dimana nanti temen-temen menjadi reporter di lapangan yang mencari berita dari sebuah peristiwa atau kegiatan, wawancara dengan narasumber dan mencatat peristiwanya, dilengkapi dengan gambar kemudian dikirim kepada redaksi,” kata Tedi.

Semua orang pada dasarnya bisa menjadi citizen journalisme, meliput kegiatan di sekolah, di rumah atau berbagai kegiatan yang ditemui sehari-hari. Bagi yang tidak terhimpun dalam sebuah institusi berita bisa menjadi bahan di media sosial masing-masing.

Dalam tahapan lingkungan sekolah bisa menjadi bahan untuk majalah dinding, majalah atau buletin sekolah, website sekolah. Bahkan bisa menjadi kontributor lepas diberbagai media yang ada di Indonesia sesuai bahasa pengantar tulisannya.

“Kemampuan dasarnya adalah bisa menulis dan melakukan wawancara, menghubungi narasumber kemudian menuliskannya,” tegas Tedi.

Diwaktu tersebut juga diceritakan suka duka pengalaman saat menjadi reporter di lapangan, bisa bertemu dengan tokoh-tokoh penting, namun juga sulit menemukan waktunya yang tepat oleh narasumber.

Workshop didampingi juga oleh para guru, Ketua panitia Krismawati, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan Gerakan Literasi SEkolah ini menjadi bagian penting untuk meningkatkan pengethuan siswa selama Balan Bahasa 2024. (red)

Artikel Serupa

Ke Atas