Anda berada di
Beranda > News > Peringati Peristiwa Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, Disbud Bantul Gelar “Belamardika; Gemuruh dari Tipar” di Monumen Bibis

Peringati Peristiwa Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, Disbud Bantul Gelar “Belamardika; Gemuruh dari Tipar” di Monumen Bibis

BANTUL – SPJ – Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi puncak dari tonggak sejarah baru bagi Indonesia. Rentetan peristiwa perjuangan dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara tercatat jelas terjadi di Yogyakarta, antara tahun 1946-1949. Tidak hanya catatan tentang sejarah besar dari peristiwa tersebut, namun sejarah-sejarah lokal yang bersifat kedaerahan turut hadir menggenapi catatan heuristik sejarah bangsa. Dalam rangka merayakan Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 sekaligus Hari Penegakan Kedaulatan Negara, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul menggelar pameran bertajuk “Belamardika; Gemuruh dari Tipar” pada tanggal 4-8 Maret 2024 di Monumen Bibis, Bangunjiwo Bantul.

Bupati Bantul, dalam sambutan yang dibacakan olehPlt. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul Slamet Pamuji, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa tonggak sejarah kedaultan Republik Indonesia justru di mulai di Bantul.

“Keberadaan monumen Bibis merupakan sebuah kebanggaan karena tonggak penting sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia berada di wilayah Bantul, serangan umum 1 Maret merupakan peristiwa penting yang membuka mata dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat,” kata Bupati Bantul dalam sambutannya (4/3/2024).

Acara ini dibuka dengan diskusi dan pentas kolaborasi seni. Usai disampaikan cacatan kuraotor pameran Fajar Wijanarko, dilakukan paparan narasumber oleh Satya Astu Graha dan Bayu Ananta Wibowo, M.Pd. dipandu moderator Christin Oktavia.

Dalam paparan diskusi diungkapkan mengenai telaah ilmiah proses inisiasi Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berlangsung di Bibis, bagaimana kolaborasi antara gerilyawan tentara dan masyarakat khususnya para petani dan pelajar. Sesi tanya jawab lebih mengangkat persoalan formulasi mengajarkan sejarah bagi generasi muda.

“Perlu inovasi pembelajaran yang tak hanya sekedar menghafal peristiwa, tetapi menerapkannya ke dalam dimensi kekinian, sehingga bukan sekedar hapal peristiwa tapi memahami dan mengenan yang tejadi, ini akan meresapkan nilai kepahlawanan berbasis sejarah yang dipelajari,” ungkap Satya.

Acara dilanjutkan dengan kolaborasi seni berupa pementasan tari dari Sanggar Seni Pendapa Budaya, pembacaan gurit oleh Paramarta bersama Bambang Nugroho dan M. Widhy Pratiwi, serta pembacaan puisi oleh Rizal Eka Arrohman dan Tedi Kusyairi dari gerakan literasi #SelasaSastra. Pada kesempatan ini Tedi Kusyairi membacakan puisi berjudul ‘Pagi di Hamparan Tipar’ yang merupakan puisi berbasis peristiwa sejarah di Bibis yang baru saja diselesaikan tulisannya pagi ini.

Menurut Devi Puspitasari, S.Ant., M.Sc., Kasie Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Bantul, pameran ini bekerjasama dengan seniman-seniman Jogja dengan mengusung refleksi perjuangan di Yogyakarta. Adapun rangkaian kegiatan pameran setelah pembukaan dan diskusi sejarah, serta historical fun walk bersama komunitas, masyarakat umum dapat menyaksikan pameran sekaligus menikmati fasad dari Monumen Bibis dari pukul 10.00-17.00 WIB, hingga Jumat, 8 Maret 2024.

“Selama berkunjung ke pameran ini, pengunjung dari masyarakat umum bisa menikmati catatan sejarah yang abadi sebagai saksi bisu perjuangan di negeri ini,” tegas Devi. (RYN)

Artikel Serupa

Ke Atas