Anda berada di
Beranda > News > Yogyakarta Komik Weeks ’24: Menilik Perkembangan Industri Komik Di Era Modern

Yogyakarta Komik Weeks ’24: Menilik Perkembangan Industri Komik Di Era Modern

YOGYAKARTA – Membaca komik seringkali diartikan sebagai suatu hiburan yang hanya membuang-buang waktu. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang melarang anaknya membeli komik atau membaca komik. Mereka lebih suka anak-anaknya membaca buku-buku pelajaran atau buku yang bersifat pengetahuan.

Namun, menurut Yudha Sandy, selaku Koordinator event Yogyakarta Komik Weeks 2024, hal itu tidak sepenuhnya benar, karena membaca komik juga erat kaitannya dengan menambah pengetahuan baru, meningkatkan minat baca, serta tentu saja bersifat menghibur, apalagi dengan hadirnya gambar-gambar menarik di dalamnya.

“Ketika misalnya melihat kita sibuk menggambar, bagi orang itu ngapain sih. Mungkin itu kelihatannya seperti membuang waktu, tapi bagi dia yang menggambar, mungkin saat itu dia sedang menghasilka sebuah karya, atau sedang latihan,” ujar Yudha Sandy yang ditemui dalam acara Yogyakarta Komik Weeks di Langgeng Art Space, Sabtu (12/10/2024).

Selain itu, menurut Yudha, perkembangan industri komik saat ini sebenarnya sudah menuju ke arah yang baik. Karena masih banyak anak yang memiliki ketertarikan terhadap komik, dan bahkan juga bisa membacanya dimana saja, tanpa harus melalui buku fisik/cetak.

“Sebelum bicara tentang industri, ada baiknya kita tumbuhkan ekosistem berkomik di Indonesia terlebih dahulu. karena kalo ekosistemnya sudah maju, yang bikin komik banyak, yang baca komik juga banyak, maka kita akan bisa menyaingi negara-negara maju lainnya,” tambah Yudha.

Yudha pun meyakini, masa depan industri komik masih akan tetap baik, dan tentu saja masih bisa dijadikan sebagai pegangan hidup sehari-hari.

Berbeda dengan Yudha Sandy, menurut Komikus Rod Driver, menjadi seorang Komikus di zaman sekarang akan cukup sulit untuk bertahan, jika tidak dibarengi dengan kemampuan komunikasi dan marketing yang mumpuni.

“Jawaban singkatnya adalah tidak (terkait membuat komik dapat dijadikan sebagai penghasilan utama untuk bertahan hidup). Ketika komik sudah menjadi komoditas seperti bidang yang lainnya, maka semestinya kita bisa saling support satu sama lain. Itulah mengapa saya menyarankan para komikus muda untuk menemukan jejaring mereka sendiri, karena pada akhirnya anda tidak hanya bisa bergantung pada penerbit atau sejenisnya,” kata Rod ketika ditemui di tempat yang sama. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas