(Kiri: Satmoko Budi Santoso, Kanan: Hazwan Iskandar Jaya)
YOGYAKARTA – SPJ – Penyair legendaris Dhenok Kristianti kembali memukau publik Yogyakarta dalam peluncuran buku kumpulan puisi Apa Sumpahmu? di Pendopo Asdrafi, Ndalem Pakuningratan Yogyakarta, Sabtu (30/03/2024).
Buku kumpulan puisi Dhenok Kristianti sendiri berisi puluhan puisi yang mengadopsi gagasan dari epos Ramayana dan Mahabharata. Di samping itu dalam bab terakhir buku ini juga memuat puisi-puisi yang khusus merespons dinamika sosial-budaya masyarakat Bali.
Sebagai pengulas buku, sastrawan Satmoko Budi Santoso menyatakan bahwa puisi-puisi Dhenok Kristianti cenderung tertib dramaturgi.
“Puisi-puisinya sangat pakem dengan menghadirkan karakter sosok tokoh-tokoh dalam epos Ramayana dan Mahabharata. Membaca puisinya kita seperti menonton pertunjukan secara langsung,” papar Satmoko.
Padahal sebenarnya, lanjut Satmoko, masih terbuka peluang pengembangan imajinasi alternatif.
Misalnya saat adegan Drupadi keramas dengan darah Dursasana itu bisa dikembangkan narasi berapa liter darah yang digunakan menggunakan bathok atau genthong.
Begitu pula dengan narasi mengenai hutan Dandaka. Sebenarnya bisa saja ada narasi apa isi hutan Dandaka. Apakah hanya Hanoman? Binatang-binatangnya apa yang ada di sana dalam konteks zaman cerita ini muncul?
(Kiri: Dhenok Kristianti, Kanan: Ni Putu Putri Koster)
Memang secara esensial pembaca bisa memetik hikmah yang luar biasa dari buku kumpulan puisi Dhenok Kristianti ini. Misalnya saja soal karma, sumpah, cinta, dan kesetiaan.
Tentu saja selain Dhenok Kristianti yang membacakan puisi-puisi karyanya sendiri, dimeriahkan pula dengan pembacaan puisi oleh Jemi Batin Tikal, Ikun Sri Kuncoro, Anisyah Padmanila Sari, serta teaterikal puisi Ni Putu Putri Koster. Ada juga penampilan musisi Memet Chairul Slamet yang juga memukau, acara ini diselenggarakan oleh Satu Pena DIY. (*/TKS)
