Anda berada di
Beranda > News > Pentingnya Menumbuhkan Kepercayaan Diri Saat Menulis Terungkap dari Bedah Buku ‘Kutukan Rahim’

Pentingnya Menumbuhkan Kepercayaan Diri Saat Menulis Terungkap dari Bedah Buku ‘Kutukan Rahim’

Yuliantara MPd Kepala SMA Negeri 1 Imogiri

BANTUL – SPJ – Menjadi sastrawan yang baik tidak hanya membutuhkan media yang menampung karya, lebih dari itu yang juga penting dan mendasar adalah menumbuhkan kepercayaan diri saat menulis.

Problem mendasar dalam penulisan karya sastra tersebut muncul sebagai pertanyaan krusial dalam peluncuran novel Kutukan Rahim karya Satmoko Budi Santoso di Meetingroom SMA Negeri 1 Imogiri, Bantul Jumat (8/3/2024).

Banyak siswa dalam acara itu yang juga mempertanyakan bagaimana kiat membuat cerita yang memikat. Aacra ini merupakan rangkaian kegiatan Gerakan Literasi #SelasaSastra goes to school, yang pada kesempatan ini kolaborasi dengan Komunitas Kreatiivitas Seni & Sastra Smanimori, mengambil judul acara ‘Jangan Merit di Bulan Maret’ dalam rangka HUT ke-34 SMA Negeri 1 Imogiri.

Moderator Bang Tedi Way (Kiri) dan Narasumber Satmoko Budi Santoso (Kanan)

Narasumber tunggal, sastrawan Satmoko Budi Santoso pun menjelaskan bahwa membuat karya sastra yang memikat salah satunya mempertimbangkan tokoh yang melekat dalam ingatan pembaca sebagai kiat menulis.

“Sebagai contoh tokohnya cewek berjilbab pakai motor KLX dan menjadi hero pemberantasan kejahatan jalanan,” papar Satmoko.

Di samping itu bisa juga dieksplorasi soal latar cerita. Tempatnya penuh kejutan, misalnya. Selain itu juga ceritanya unik. Misalnya buah mangga bisa ngomong, sepeda bisa ngomong, mobil bisa ngomong, dan lainnya.

Nur Budi dan Alma Utarini membacakan karya sastra.

“Intinya mengeksplorasi kemungkinan kebaruan mengolah unsur ekstrinsik dan instrinsik karya sastra,” tegas Satmoko.

Terkait novel Kutukan Rahim, Satmoko menjelaskan sebelum jadi buku dulu pernah dimuat sebagai cerita bersambung di koran Minggu Pagi pada 2015. Diterbitkan menjadi buku tahun ini karena masih aktual temanya yaitu terkait momen Pilkada.

Di Indonesia bulan November 2024 nanti akan ada Pilkada serentak. Buku Kutukan Rahim ini menceritakan tokoh penyanyi dangdut yang berada dalam pusaran intrik politik Pilkada. Buku yang diterbitkan Basabasi menarik dibaca karena juga mengingatkan perempuan masih rentan menjadi korban dalam intrik politik. Posisi perempuan masih bisa menjadi subordinat dalam interaksi sosial dan bahkan dunia politik praktis.

Dalam hal sastra, pihak sekolah sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Guru Bahasa Indonesia Diah Agustin dan para siswa yang mengembangkan sastra untuk pelajar, umpamanya dengan mengikuti kegiatan sastra seperti workshop dan lomba sastra.

“Prinsipnya belajar apapun itu perlu mupung masih muda, kita tidak tahu akan menjadi apa kelak, Sastra kita perkenalkan sebagai salah satu pilihan hobby dan identitas profesi yang layak bagi pelajar saat ini,” ungkap Yuliantara MPd Kepala SMA Negeri 1 Imogiri.

Menurutnya kreativitas sastra dewasa ini patut menjadi salah satu hal yang layak diperkenalkan kepada siswa. Pihak sekolah selalu mendukung kegiatan positif, dan sangat senang hari ini dikunjungi para sastrawan dan aktivis sastra di Bantul.

“Silahkan anak-anak bertanya sebanyak mungkin kepada narasumber yang luar biasa, dan kalo bisa agenda seperti ini tidak berhenti saat ini, namun ada kelanjutannya,” tegas Yuliantara.

Selain sesi tanya jawab bedah buku, juga dilakukan pementasan pembacaan karya sastra oleh Sri Wijayati, Endang Winarsih, Alma Utarini, Nur Budi, Marhaban dan Nur Rois serta siswa dari SMA Negeri 1 Imogiri. (TKS)

 

Jangan Merit di Bulan Maret #SelasaSastra Goes To School https://youtube.com/live/46eQ3cQ-9lQ

Artikel Serupa

Ke Atas