Anda berada di
Beranda > Essay > Mengenali  Anak Tuna Grahita (Disabilitas Intelektual)

Mengenali  Anak Tuna Grahita (Disabilitas Intelektual)

Anak-anak Tuna grahita umumnya punya kesulitan fungsi intelektual. Misalnya seperti sulit berkomunikasi dan belajar serta sulit untuk memecahkan masalah.

Anak yang kondisinya parah, biasanya lebih butuh banyak dukungan disekolah ataupun dirumahnya. Sedangkan anak-anak dengan kondisi yang lebih ringan dan masih bisa melakukan keterampilan mandiri,umumnya hanya butuh komunitas dengan pengajaran dan dukungan yang baik. Sebagian besar anak dengan kondisi ini umumnya dapat belajar banyak sebagai langkah mempersiapkan diri mereka untuk hidup bersama masyarakat lain.

Mendiagnosa anak tuna grahita /disabilitas intelektual

  1. Membawa anak ke psikiater
  2. Melakukan tes IQ (Intelligence Quotient)

Tes IQ ini bertujuan untuk mengukur kemampuan belajar dan memecahkan       masalah seorang anak. Anak-anak dengan kondisi disabilitas intelektual umumnya memiliki Anak-anak dengan kondisi disabilitas intelektual umumnya memiliki skor IQ     rendah, yaitu di bawah 50 dan memiliki nilai tertingginya di angka 75.

             Ciri-ciri

  1. Duduk, merangkak, atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain seusianya
  2. Mengalami kesulitan berbicara, biasanya sampai usia 10 tahun anak ini belum bisa berbicara dan menulis.
  3. Memiliki kesulitan memahami aturan sosial
  4. Memiliki kesulitan dalam mengendalikan sikap atau gerakannya
  5. Sulit memecahkan masalah
  6. Sulit berpikir logis

             Faktor Penyebab

  1. Ada masalah dengan genetik bayi. Sang bayi  menerima gen yang    abnormal atau gen    mungkin berubah saat bayi berkembang di dalam kandungan
  2. Ada masalah selama kehamilan. Adanya penyakit yang diderita ibu atau infeksi yang dapat membahayakan bayi saat hamil.
  3. Mengonsumsi obat tanpa pengawasan dokter ketika hamil.
  4. Meminum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan terlarang juga dapat merusak otak bayi yang sedang berkembang.
  5. Bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama proses persalinan.
  6. Bayi lahir prematur
  7. Setelah lahir, bayi mendapatkan infeksi otak yang serius.
  8. Cedera kepala yang serius pada bayi.

Cara Penanganan

Tujuan penaganan ini adalah untuk mengejar keterlambatan perkembangan yang dialaminya. Deteksi dan intervensi harus secepatnya karena jika terjadi keterlambatan akan memperpanjang waktu untuk mengejar ketinggalannya. Cara penanganan yang bisa dilakukan adalah:

  1. Melakukan terapi pada anak dengan metode:
  • ABA ( Lovaas Behavioral Analysis) yaitu metode modifikasi tingkah laku (behavior modification)
  • SI (peningkatan kemampuan integrasi sensoris. Terapi ini menggunakan berbagai stimulus bervariasi seperti ayunan, bola, trambolin, sikat, baju yang lembut, pemijatan dan barang-barang dengan tekstur bervariasi

 

  1. Memasukkan anak tersebut kedalam sekolah khusus atau sekolah kemandirian.

Anak dengan kondisi ini, butuh bantuan selama di sekolah khusus. Beberapa anak dengan disabilitas intelektual mungkin akan membutuhkan orang lain untuk membantu menemaninya di sekolah.

  • Anak dengan kondisi disabilitas Sensory Integration Therapy) yaitu teraphy yang mendasarkan diri pada intelektual perlu mempelajari cara untuk hidup mandiri. Kemandirian dan keterampilan hidup ini mereka butuhkan untuk menjaga diri mereka sendiri saat mereka semakin beranjak dewasa, seperti cara memasak atau naik bus umum untuk berangkat kerja. Beberapa hal yang wajib diajarkan oleh anak yang memiliki disabilitas intelektual adalah:
  1. Keterampilan merawat diri, seperti berpakaian, pergi ke kamar mandi, dan makan sendiri
  2. Keterampilan berkomunikasi dan sosialisasi, seperti melakukan percakapan, menggunakan telepon untuk hal-hal darurat
  3. Pergi ke sekolah atau keterampilan bekerja sesuai kemampuan
  4. Belajar untuk aman di rumah sendiri
  5. Belajar menggunakan uang

Sebagian besar anak dengan kondisi ini umumnya dapat belajar banyak sebagai langkah mempersiapkan diri mereka untuk hidup bersama masyarakat lain.

 

 

Artikel ditulis oleh Safik Zikrul,

Jumat, 25 Januari 2019

Artikel Serupa

Ke Atas