Anda berada di
Beranda > Essay > PEMUDA DALAM BALUTAN PANCASILA

PEMUDA DALAM BALUTAN PANCASILA

Banyak orang menilai generasi muda sekarang sudah mengalami krisis nilai dan norma dalam kehidupan sosial baik dalam keseharian maupun dalam berbangsa dan bernegara. Faktor penyebabnya bisa dari dalam akibat kurangnya pengawasan dan perhatian dari lingkungan sekitar sehingga menyebabkan pergaulan bebas. Sedangkan faktor ekstern karena pengaruh globalisasi yang tidak difilter terlebih dahulu sehingga menyebabkan masuknya budaya baru yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Krisis nilai dan norma termasuk di dalamnya adalah nilai kebangsaan memiliki akibat yang fatal, yakni perpecahan. Tidak sedikit berbagai konflik dari kalangan remaja yang mengarah kepada perpecahan. Tawuran, demonstrasi, penyerangan terhadap pihak berwenang, klithih, bullying dan tindak kriminal lainnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Beberapa tahun terakhir pemerintah gencar melakukan berbagai sosialisasi untuk menghadapi krisis nilai dan norma dari kalangan remaja. Fokus kepada remaja sebagai subjeknya karena diprediksi para remaja saat ini di Indonesia akan sangat berpengaruh terhadap kedaulatan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia, mengingat 10-20 tahun kedepan Indonesia memiliki banyak penduduk dengan usia produktif yang tinggi. Sehingga sangat disayangkan apabila tanpa adanya nilai-nilai kebangsaan yang merupakan dasar hukum, takutnya kesatuan dan persatuan akan hilang.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan program tambahan berupa pendidikan karakter yang wajib diberikan pada jenjang SD sampai SMA. Dengan program tersebut remaja atau pelajar tidak hanya belajar kognitif tapi juga belajar bagaimana bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.

Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, nilai-nilai kebangsaan erat kaitannya dengan Pancasila. Mengapa demikian? Pancasila sebagai nilai-nilai suatu bangsa memiliki makna bahwa keberadaan Pancasila tidak bisa dilepaskan dari keberadaan bangsa Indonesia. Pancasila merupakan volkgeist (jiwa) bangsa Indonesia yang telah ada sejak lama sekali dan tidak diketahui secara pasti kapan terbentuknya (time immemorial). Keberadaan tersebut mengindikasikan bahwa pada dasarnya Pancasila tidak diciptakan oleh siapapun secara individu, melainkan tercipta secara individu.

Saat ini perlu adanya kesadaran dari generasi muda Indonesia untuk mengangkat kembali Pancasila. Perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak bukan hanya pemerintah, justru dari orang-orang terdekatlah yang lebih mampu menumbuhkan “Karakter Indonesia” pada para generasi muda.

Krisis nilai Pancasila dapat dikurangi secara bertahap. Sebagai pemeran utama, remaja perlu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak cukup tahu atau paham sekalipun. Tanpa ada praktek langsung dan kebiasaan, sama saja generasi sudah tidak punya nilai dasar. Pancasila hanya dapat menjadi dongeng atau sejarah semata. Maka, untuk menghargai jasa para Founder Father hendaknya kita turut mengamalkan dan menjadikannya suatu kebiasaan yang lantas menjadi identitas pemuda Indonesia.

Remaja pada umumnya menginjak bangku sekolah. Maka otomatis selain diajarkan ilmu pengetahuan, mereka didik untuk menjadi orang disiplin, bertanggung jawab, dan aspek lainnya. Jadikan kesempatan yang ada di sekolah sebagai ajang melatih diri dengan mengamalkan Pancasila karena sekolah adalah rumah kedua dimana sekolah juga memakan waktu yang banyak dalam sosialisasi. Generasi muda diupayakan untuk dapat memiliki sikap toleransi, jangan sampai ada diskriminasi yang terkadang sampai kepembullyan.

Jangan berhenti mencetak prestasi. Baik itu prestasi akademik maupun non akademik. Dengan prestasi-prestasi tersebut akan mengharumkan nama Indonesia dan secara tidak langsung menjunjung Pancasila karena semangat dan mau berjuang adalah bentuk pengamalan nilai-nilai kebangsaan. Kapan lagi kita dapat mempersembahkan hadiah untuk negeri?

Alangkah baiknya apa yang dirasakan dan didapat dari pengalaman dapat dibagi dengan orang lain dengan begitu akan terasa bermanfaat dan berarti. Begitu pula dengan mengajak orang-orang terdekat kita untuk berlomba-lomba mengamalkan nilai-nilai kebangsaan sebagai wujud rasa kesatuan dan persatuan bangsa ini. Kita bisa mengajak saudara dan teman-teman di sekolah maupun di luar sekolah. Ajakkan tersebut juga dibarengi dengan memberikan motivasi kepada orang tersebut sehingga ia akan bersemangat dan terdorong untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan Pancasila.

Apabila ajakan terhadap orang sekitar memuaskan, cobalah untuk membagikan apa yang kita dapat secara lebih luas lagi. Kita bisa mengikuti berbagai organisasi yang dapat mendukung semangat Pancasila. Kita bisa mulai dengan mendaftarkan diri sebagai anggota. Misalnya melalui OSIS kita dapat mengadakan event seminar atau sosialisasi mengenai nilai kebangsaan atau Pancasila. Ini tidak jauh beda dengan mengajak orang terdekat kita, namun cara penyampaianya lebih formal dan sistematis. Sehingga peserta tersebut merasa yakin dan termotivasi.

Mempererat hubungan baik antar anak bangsa. Meskipun kita berbeda-beda tapi kita tetap dalam satu wadah yaitu Pancasila. Sehingga buatlah perbedaan itu suatu kekayaan yang perlu dijaga. Jauhkan sikap chavinisme dan primordialisme yang buruk. Mempunyai rasa empati itu perlu, namun lebih baik jika kita juga simpati. Perlu adanya turun tangan ke lapangan tentu lebih bermanfaat. Misalnya jika ada bencana alam seperti di Lombok dan Palu belum lama ini, gerakanlah rasa solidaritas dan empatimu untuk bahu membahu membantu keluarga kita di sana. Inilah saatnya generasi muda untuk ambil bagian dalam mempererat kesatuan dan persatuan negeri.

Dengan semangat ‘45 marilah kita sebagai generasi muda yang merupakan calon pembangun bangsa di masa mendatang untuk turut ambil peran dalam memperkuat Pancasila. Jangan jadikan Pancasila sebagai sejarah. Siapa lagi kalau bukan kita yang turut ambil peran? Dengan apa yang kita miliki sekarang, mari jauhkan diri dari krisis nilai-nilai kebangsaan dalam Pancasila.

 

Essay ditulis oleh Puput Noorrochim

Senin, 10 Desember 2018

Artikel Serupa

Ke Atas