Anda berada di
Beranda > News > ANGKAT TEMA MASTURBASI, NOVEL PSIKOLOGIS MIMPI AYAHKU DI LAUNCHING

ANGKAT TEMA MASTURBASI, NOVEL PSIKOLOGIS MIMPI AYAHKU DI LAUNCHING

Fairuzul Mumtaz (kiri), penerjemah buku Nunung Deni Puspitasari (kanan). (foto:koes)

BANTUL – Rangkaian peringatan Hari Buku Nasional yang dikemas dalam Booklovers Festival #4 digelar di halaman iboekoe Sewon Bantul (16/5/2017). Pada kesempatan itu di launching sebuah buku terjemahan berjudul Mimpi Ayahku karya Evald Flisar dari Slovenia. Karya yang berjudul asli My Father’s Dream diterjemahkan oleh seniman Nunung Deni Puspitasari. Pada kesemptan tersebut hadir Fairuzul Mumtaz penulis buku selaku pembedah isi buku, didampingi penerjemah buku, Nunung Deni Puspitasari.

Menurut Fairuz, sapaan akrab Fairuzul Mumtaz, novel ini jelas-jelas novel psikologis, namun dari sudut pandang yang berbeda dari karya-karya Evald Flisar sebelumnya yang dikenal sebagai penulis cerita anak-anak. Dalam novel ini penulisnya mengambil tokoh anak-anak yakni Adam, yang beranjak dewasa.

“Bahkan dianggap sebagai novel dewasa juga bisa, karena kebanyakan ceritanya di bagian awal mengishkan hal pendewasaan, dan proses seorang anak menjadi dewasa,” tegas Fairuz.

Buku ini mengisahkan Adam seorang anak dari Suami dokter dan Ibu akuntan yang sejak kecil keranjingan membaca buku. Barangkali saking banyaknya buku yang dibacanya membuat dirinya semakin mengerti dunia dewasa. Mungkin karena banyaknya buku percintaan yangdibacanya membuatnya jadi sering mimpi aneh yang berkesinambungan khususnya dalam hal hubungan intim. Adam sering mimpi masturbasi. Apalagi Adam sat itu sedang jatuh cinta pada Eve, salah seorang gadis pasien Ayahnya. Menjadi-jadilah kekawatiran orang tuanya apabila Adam menjadi sering melakukan masturbasi dan mimpi-mimpi anehnya yang berkelanjutan.

“Salah satu kelebihan penulis novel ini adalah mengaburkan antara mimpi Adam dan fakta peristiwa kenyataan yang terjadi pada Adam, jadi kadang harus kembali ke awal, untuk meyakinkan ini mimpinya Adam atau kenyataan, saat membacanya,” kata Fairuz.

Bagi Nunung sendiri selaku penterjemah buku, mendorong dirinya untuk belajar ilmu filsafat dan psikologi, tidak hanya dalam rangka menerjemahkan buku, tetapi juga sebagai seorang ibu.

“Saya jadi belajar mengenai bukunya Sigmund Freud berjudul Tafsir Mimpi untuk mendalami naskah Mimpi Ayahku ini,” ungkap Nunung.

Masih menurut Nunung, jika dilihat era digital saat ini, tentunya belajar dari buku ini, orang tua perlu mendampingi anaknya untuk mendapatkan literasi yang tepat. Dalam era perkembangan teknologi informasi saat ini, banyak hal dengan mudah dijumpai oleh anak-anak.

“Jika dulu dari bahan bacaan saja bisa membuat kita ‘lebih dewasa’, apalagi pada era internet ini, makin lebih selektif dan mengambil sikap yang dewasa,” pungkas Nunung. (koes)

 

Artikel Serupa

Ke Atas