
BANTUL – Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melatih tumbuh kembang anak, seperti bermain, membaca dongeng, atau bercerita tentang liburan sekolah. Namun ada satu cara lain yang juga bisa dilakukan untuk menstimulasikan tumbuh kembang anak menjadi lebih baik, terutama dari segi motorik dan spasial, yakni dengan membuat patung.
Ya, membuat patung mainan (seni patung) dari benda-benda sehari-hari seperti tanah liat, bola pingpong, hingga botol minuman bekas, juga bisa menjadi stimulus yang baik untuk tumbuh kembang anak, serta menjadi salah satu sarana edukasi yang baik untuk diajarkan di sekolah-sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Hal itulah yang mendorong tim dari Pendhapa Art Space untuk mengadakan Pameran seni patung bertajuk Art Fun PAS (Pendhapa Art Space) for Children 2025 pada 18-31 Oktober 2025 yang berlangsung di Pendhapa Art Space, kawasan Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Ditemui di sela-sela pameran, Kurator pameran Hardiwan Prayoga mengatakan bahwa pameran ini adalah hasil dari sepuluh kali workshop sejak Juli lalu, dimana Pendhapa Art Space mengundang sekitar 150 anak berusia 6-12 tahun dari berbagai sekolah yang ada di Bantul dan sekitarnya, baik itu SD negeri, sekolah inklusi, Madrasah Ibtidaiyah (MI), sanggar tari, sanggar anak alam, dan seterusnya, untuk berpartisipasi menuangkan karyanya dalam bentuk seni patung, tanpa ada format, tanpa ada standarisasi tertentu, yang penting adalah berkarya dan berimajinasi sebebas mungkin.
“Pameran ini adalah salah satu rangkaian acara dari workshop Art Fun PAS For Children 2025 yang sudah diselenggarakan sejak bulan Juli hingga Oktober 2025 kemarin, jadi kami mengajak anak-anak di Bantul dan sekitarnya untuk berekspresi lewat seni patung,” ungkap Yoga, sapaan akrabnya, kepada SPJ.com, Senin (27/10/2025).
Yoga menambahkan, pameran seni patung untuk anak-anak semacam ini baru diadakan pertama kalinya, mengingat eksistensi seni patung sendiri yang masih belum terlalu familiar di Yogyakarta, sehingga pihaknya masih berusaha memetakan beberapa hal untuk ditinjau lebih lanjut.
“Kami masih mencoba untuk memetakan partisipannya siapa saja, antusiasme dari para peserta seperti apa, dan lain sebagainya,” tambah Yoga.
Selain pameran utama yakni Showcase Gallery (ruang pamer hasil karya patung) yang terbagi dalam dua bagian, Pameran Art Fun PAS 2025 juga menyediakan beberapa agenda menarik lainnya, diantaranya Workshop Melukis Ornamen Magnetik, serta Workshop Pendampingan Disabilitas di Ruang Seni Pendhapa Art Space bersama Jogja Disability Arts.

Perlu diketahui bahwa seluruh karya yang telah dihasilkan dan dipajang dalam pameran ini tidak dilombakan sama sekali, bahkan patung-patung ini nantinya akan dikembalikan lagi kepada si pembuat karya setelah pameran ini selesai.
“Sebagai lembaga yang lebih menitikberatkan pada proses pendidikan, maka kami (Pendhapa Art Space) ingin menekankan pada prosesnya. Itulah kenapa dalam pameran ini, kami berkomitmen menampilkan semua hasil karya peserta selama workshop, tanpa ada embel-embel mana yang paling bagus, paling menarik, estetik, dan sebagainya,” kata Yoga.
Dalam hal ini Yoga juga berharap bahwa pameran ini tidak hanya dinilai sebagai hasil karya yang sudah jadi, tapi lebih memfokuskan pada cara mereka membuat patung sebagai proses imajinasi dan belajar anak.
Bagi sekolah maupun anak-anak lain di luar sana yang ingin bergabung dan berkarya dalam bentuk seni patung, Pendhapa Art Space sangat terbuka untuk mewadahi sekaligus memfasilitasi kreativitas mereka untuk terlibat dalam seni patung. (qin)

