BANTUL – SPJ – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di DIY mengikuti kegiatan pelatihan Digital Marketing Bagi Pelaku UMKM di Griya Dahar Omah Mbok Jinah di Jalan Tentara Pelajar, Area Sawah, Trirenggo, Bantul, Jumat (5/4/2024) sore. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian upaya peningkatan ekonomi masyarakat yang digulirkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) DIY dan Polda DIY.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aprindo Bantul Supriyandi Banyuaji mengatakan kegiatan pelatihan bagi UMKM tersebut merupakan kerja sama dengan Polda DIY untuk penguatan ekonomi masyarakat. Adapun pesertanya berasal dari seluruh perwakilan UMKM dari kabupaten dan kota di DIY.
“Kebetulan kami punya kesamaan visi dengan Polda DIY terkait penguatan ekonomi. Karena ternyata kondisi ekonomi bisa berdampak juga terhadap kamtibmas. Oleh karena itu ekonomi masyarakat dikuatkan, ketika ekonomi kuat, bisa stabil maka akan mendukung terciptanya kamtibas, kehidupan jadi tentram karena sudah bisa mencukupi kebutuhan masing-masing,” katanya.
Ia menuturkan salah satu unsur akar rumput yang berkontribusi kuat terhadap perekonomian khususnya DIY adalah UMKM. Mengingat dalam kondisi apa pun UMKM menjadi penopang perekonomian. Oleh karena itu para pesertanya menyasar kalangan UMKM. Hal ini sekaligus dapat mendukung program pemerintah yang selama ini sudah berjalan terkait UMKM.
Yandi berharap program tersebut bisa menaikkan kelas UMKM, bukan hanya di level Jogja tapi bisa lebih luas jangkauan transaksi penjualan mereka. Digital marketing menjadi salah satu hal penting dalam meningkatkan penjualan, melalui perpaduan strategi offline dan online telah terbukti menjadi kekuatan tersendiri untuk meningkatkan omzet.
“UMKM DIY jangan sampai ketinggalan, digital marketing harus dikelola dengan baik. Apalagi Jogja sebagai daerah wisata, digital marketing harus berjalan maksimal, agar UMKM Jogja bisa menguasai pangsa pasar di daerahnya sendiri,” ujarnya.
Salah satu UMKM peserta pelatihan Markhana sekaligus Owner Kana Bordir menilai digital marketing menjadi kebutuhan para pelaku UMKM saat ini, sehingga ia mengikuti pelatihan tersebut. UMKM dilatih cara memasarkan produk secara daring melalui berbagai platform sosial media menjadi cara jitu untuk memasarkan produk sehingga omzet meningkat.
“Kami sudah menerapkan jualan online dan berhasil meraup keuntungan lebih banyak, pesanan dari berbagai daerah. Awalnya berjualan di Pasar Beringharjo, saat ini berkembang ke digital melalui media sosial. Kami memanfaatkan teknologi digital, sejak dari belanja bahan sampai penjualan dilakukan secara online,” ujar pelaku usaha asal dari Jetis Bantul ini.
Beberapa hari sebelum pelatihan digital UMKM, Aprindo juga memberikan suport bantuan kepada setidaknya ada 32 driver ojek online disabilitas; Difa Bike mulai banjir pesanan jelang momen libur lebaran 2024. Mereka mendapat order dari wisatawan maupun pelanggan yang hendak menghabiskan waktu di berbagai wilayah DIY dan sekitarnya.
Triyono, Pendiri Difa Bike, mengatakan peningkatan permintaan driver Difa Bike mulai terasa di momen jelang Lebaran. Para pengorder memang berbeda, memanfaatkan aplikasi Whatsapp untuk menggunakan jasa para driver Difa.
“Kami saat ini masih menjadi satu-satunya transportasi yang ramah difabel khususnya wheelchair access. Teman-teman driver saat ini banyak mendapat order city tour tematic untuk difabel kursi roda. Bisa ke Borobudur, Kraton sampai Parangtritis kita antar. Pelanggan kami saat ini di DIY saja sudah 1.300 belum yang dari luar Jogja,” ungkapnya ketika berbincang, Selasa (2/4/2024) di Jalan Krajan, Area Sawah, Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
Para pengemudi menurut Triyono telah dibekali dengan Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang perwujudannya diinisiasi Polda DIY. Hal tersebut sangat membantu kinerja para difabel yang ingin terus berkarya meski punya keterbatasan.
“Ibaratnya kalau baterai, kami tinggal 50 persen, bisa diisi full ya hanya 50 persen itu. Tapi kami ingin berkarya dan ternyata disambut sangat positif Polda DIY di bawah Kapolda Pak Suwondo Nainggolan dan jajarannya. Kami bisa bekerja dengan nyaman dan aman, peribahasa sekarang dekengane pusat,” sambung Triyono tersenyum.
Alih-alih mengharap bantuan, Difa Bike membuktikan bahwa masyarakat rentan seperti difabel bisa bergerak secara mandiri di tengah keterbatasan.
“Kami ingin berusaha, tidak ingin tergantung dengan belas kasih orang lain,” pungkas Triyono.
Sementara, Kombes Pol. Benny Pramono, S.I.K., M.M, Direktur Intelkam Polda DIY mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi gerak Difa Bike dan komunitas difabel yang luar biasa. Polda DIY terus berusaha mendampingi salah satunya melalui program berbagi untuk masyarakat (Komunitas Difabike, Sleman dan Sapa Difa, Bantul), dan program pendampingan UMKM dengan memberikan pelatihan digital marketing dengan peserta adalah perwakilan UMKM dari wilayah DIY.
“Diharapkan dengan kegiatan ini selalu terjalin hubungan yang sinergis antara Polri, asosiasi dan masyarakat dalam rangka penguatan ekonomi masyarakat. Kami ingin mendorong terciptanya iklim ekonomi yang kondusif sehingga yang terwujud situasi kamtibmas yang kondusif,” ungkapnya di tempat yang sama.
Hal senada disampaikan Henky Sampatti Huang Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) DIY yang ikut aktif berkolaborasi bersama Polda DIY. Pihaknya ingin ikut ambil bagian dalam menguatkan ekonomi masyarakat, salah satunya komunitas rentan yakni difabel. Aprindo DIY menurut Henky memiliki program untuk membantu UMKM bergerak lebih maju. Pihaknya berharap bisa membantu difabel untuk merdeka secara ekonomi.
“Hari ini kami ikut ambil bagian, dan akan terus bergerak ke depan dengan tujuan membantu ekonomi masyarakat khususnya teman-teman disabilitas di Jogja yang ternyata jumlahnya mencapai 30 ribu. Kami gandeng anggota kami di sektor retail dan semoga bisa membantu ke depan,” tandasnya. (RED)