Anda berada di
Beranda > News > Sambang Sastrawan TKS ’24: Menguak Cerpen Penuh Misteri Dari Peserta Daulat Sastra Jogja

Sambang Sastrawan TKS ’24: Menguak Cerpen Penuh Misteri Dari Peserta Daulat Sastra Jogja

YOGYAKARTA – Kegiatan Sambang Sastrawan edisi spesial bedah karya sastra peserta Temu Karya Sastra (TKS) Daulat Sastra Jogja (DSJ) telah memasuki hari kedua penyelenggaraan pada Rabu (16/10/2024), masih berlokasi di Rumah Ken Teratai, Mantrijeron, Yogyakarta.

Setelah pada hari sebelumnya membahas kumpulan puisi, kali ini yang dibahas adalah karya cerpen milik Adik Indah Rahmawati yang berjudul Labirin, serta kumpulan cerpen Daulat Sastra Jogja tahun 2023 berjudul Ragam Sampur. Kedua karya tersebut turut dikurasi oleh Seniman sekaligus penanggung jawab media cetak, Latief Noor Rochman, serta sastrawan Satmoko Budi Santoso.

Selain bedah karya cerpen, kegiatan Sambang Sastrawan ini juga dimeriahkan oleh penampilan musikalisasi puisi dari #Selasasastra dan juga Marhaban Ananto, serta penampilan spesial dari Teater GAP.

Dalam karya cerpen berjudul Labirin ini, Indah, sapaan Adik Indah Rahmawati, menuturkan bahwa karya ini terinspirasi dari dua kurator yang kebetulan ikut mengkurasi karyanya, yakni Latief Noor Rochman dan Satmoko Budi Santoso.

“Seluruh cerita dalam buku ini semuanya sedih, tragis, dan juga sedikit sadis. Serta mengandung unsur kekerasan juga,” ucap Indah di Rumah Ken Teratai, Rabu (16/10/2024).

Latief Noor Rochman sebagai salah satu kurator cerpen Labirin ini, mengaku cukup terkejut dengan genre yang dibawakan oleh Indah, dimana semuanya selalu berakhir dengan sad ending.

“Saya agak terkejut dengan ciri khas dari tulisannya mbak Indah ini, yang isinya kebanyakan terkait pembunuhan atau kematian. Saya sempet tanya, “kok kayak gini” (ceritanya tentang kematian semua). “Ya karena itu memang kesenangan saya“. Waduh jadinya saya agak ketakutan,” kata Latief.

Lebih lanjut, Latief menyatakan bahwa ciri khas sad ending dari Indah ini bisa menjadi suatu ciri khas tersendiri, tapi di satu sisi juga bisa menjebak, karena kemudian orang sudah bisa menebak-nebak apa yang akan terjadi dalam cerita tersebut.

“Yang perlu diperhatikan adalah harus berhati-hati dalam mengemas cerita tersebut. Okelah kalo itu nanti akan tentang kematian, tapi mengemasnya jangan selalu sama begitu-begitu saja. Kok semuanya sama tiba-tiba ditusuk, tiba-tiba digebuk lalu mati, dan sebagainya,” tambah Latief.

Sedangkan menurut Satmoko, buku ini mengingatkannya dengan sang penulis, Adik Indah Rahmawati, ketika dirinya menjadi narasumber dalam TKS edisi tahun 2022 lalu.

“Ketika saya disodorkan karya cerpen Labirin ini, disitu saya langsung teringat tentang Indah, yang merupakan salah satu peserta yang paling aktif dalam TKS tahun 2022 di Sanggar Anak Alam waktu itu,” kata Satmoko.

Satmoko juga menuturkan, ada tiga cerpen dalam buku Labirin ini yang memiliki potensi yang cukup besar, diantaranya berjudul Senapan Dalam Senyum, Labirin, dan Cemburu Membawa Ke Neraka.

Kegiatan Sambang Sastrawan masih akan berlanjut pada hari Kamis ini (17/10/2024) untuk membahas salah satu karya naskah Lakon, yang juga merupakan hasil karya dari salah satu peserta DSJ tahun-tahun sebelumnya. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas