Gunungkidul – SPJ – Gunungkidul, sebuah kabupaten di Provinsi Yogyakarta yang terkenal dengan keindahan alamnya, ternyata menyimpan sebuah cerita tua. Cerita ini diturunkan secara turun temurun oleh masyarakat Gunungkidul, yang dikenal dengan nama “Pulung Gantung”. Makhluk ghaib yang dipercaya masyarakat dapat menyebabkan seseorang melakukan aksi bunuh diri dengan cara gantung diri.
Tingginya kasus bunuh diri di Gunungkidul yang sering dikaitkan dengan narasi mitos pulung gantung rupanya menimbulkan keresahan bagi kelima mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Mereka adalah Brian, Alvin, Raka, Nasywa, dan Fia yang mengambil langkah berani untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan pendekatan Ilmu Psikologi dan Komunikasi guna membabat narasi mitos pulung gantung di masyarakat Gunungkidul. Ini bertajuk ‘Mengubah Narasi Mitos dengan Pendekatan Edukasi Ilmiah’.
“Tujuan utama dari pengabdian ini adalah memberikan edukasi melalui serangkaian program ‘My Precious Life’ berupa Training of Trainer kepada kader PKK Dusun Ngampel yang menjadi mitra kami. Kami mencoba untuk memberikan bekal pada kader PKK agar dapat mendeteksi dan mengenali orang dengan kecenderungan bunuh diri. Selanjutnya kami juga memberikan psikoedukasi kepada lansia dengan kecenderungan depresi di dusun tersebut melalui gameboard yang kami desain diberi nama Mbalang Lintang. Terakhir, agar informasi mengenai aktivitas kami tersebar luas, kami akan memasang psychological campaign berupa banner, flyer dan poster. Hal ini dilakukan mengingat akses jaringan internet yang sulit di Dusun Ngampel,” jelas Brian salah seorang mahasiswa (22/05/2024).
Tidak hanya sampai disitu, Fia yang berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi memanfaatkan sosial media untuk menyebarkan kampanye membabat narasi mitos pulung gantung dengan sasaran audiens utama yakni anak muda Gunungkidul maupun masyarakat luas yang aktif menggunakan media sosial.
“Alhamdulillah kemaren juga ada konten kita yang viral dan sentimen publik rata-rata baik, mereka support niat kami untuk membabat narasi mitos pulung gantung bahkan memberikan do’a baik,” ungkap Nur Asfia Public Relation Eksha Team di kantornya Umbulharjo Yogyakarta.
Langkah-langkah ini mulai menunjukkan hasil yang positif, masyarakat Dusun Ngampel dengan tangan terbuka menerima program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang kerap disapa Eksha Team. Eksha Team sendiri memaparkan bahwa program pengabdian ini akan dilakukan dalam rentang waktu bulan April hingga Juli 2024. Namun, mereka berharap program yang telah dirancang tidak berhenti ketika masa pengabdian sudah selesai, melainkan adanya keberlanjutan oleh kader PKK yang sudah diberikan training sehingga mampu mengimplementasikan program pengabdian yang telah diberikan hingga nantinya dapat menekan kasus bunuh diri yang tinggi dan menurunkan kepercayaan terhadap narasi mitos pulung gantung.
Eksha Team adalah kelompok mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang berkomitmen untuk mengubah narasi mitos dengan pendekatan ilmiah dan edukasi. Melalui berbagai program dan kampanye, mereka berusaha menciptakan masyarakat yang lebih memahami serta menyadari urgensi kesehatan mental sehingga dapat menekan angka bunuh diri di Gunungkidul. (TKS)