BANTUL – Setelah menyasar para pelaku perjalanan, kini Rapid test massal sebagai pencegahan covid-19 di kabupaten Bantul memasuki Pasar terbesar di Bantul, yakni Pasar Bantul.
Bertempat di Halaman depan Pasar Bantul, Rabu (24/6/2020), kegiatan rapid test ini mengecek sampel darah sebanyak 700 pedagang, yang terbagi dalam dua periode.
Bupati Bantul Drs. Suharsono yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, berharap agar kegiatan ini bisa menjadi deteksi dini, apakah pedagang di Pasar Bantul ada yang terinfeksi virus corona atau tidak.
“Jangan sampai di Pasar ini malah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Jadi semua pedagang harus kita periksa,” kata Bupati di Pasar Bantul, Rabu (24/6/2020).
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo, menyebut bahwa alokasi dana untuk pengadaan rapid test serta PCR ini masih cukup untuk bulan Juli, meskipun sebenarnya pihaknya hanya mengajukan untuk sampai bulan Mei saja.
“Alhamdulillah kita dari rumah sakit darurat ini banyak efisiensi, banyak mendapat bantuan, sehingga dana operasional yang dulu kita ajukan hanya cukup untuk dua bulan, April-Mei, ternyata bisa cukup sampai Juni-Juli, tanpa perlu mengajukan lagi,” tegas Agus Budi Raharjo.
Merugi Sejak Adanya Covid-19
Di lainpihak, salah satu pedagang Pasar Bantul yang mengikuti rapid test, Suparti, mengakui bahwa dirinya banyak mengalami kerugian akibat kebijakan yang diambil Pemerintah pada masa pandemi covid-19 ini.
“(Semenjak adanya covid-19 ini) kita mesti sudah disuruh tutup jam 12. Kadang itu juga belum ada yang beli. Semoga Allah segera mengangkat virus ini, sehingga kita bisa lekas berjualan lagi sampai sore, lancar rejekinya, dan sanggup mencukupi kebutuhan sehari-hari,” keluh Suparti.
Selain hari Rabu ini, Rapid test kedua rencananya akan digelar pada tanggal 1 Juli mendatang, untuk memastikan bahwa para pedagang di Pasar Bantul benar-benar bebas dari virus covid-19. (qin)