SLEMAN – Agama Islam mengajarkan kedamaian dan mengajak umatnya menjauhi kekerasan. Jika ada tindak kekerasanan dengan mengatasnamakan Islam, maka itu jelas sudah keluar dari konteks ajaran agama Islam. Hal tersebut dikemukakan dalam agenda kajian Islam bersama Ustadz Hanan Yasir yang diselenggarakan di Masjid Suciati Saliman, Pendawaharjo, Sleman pada hari Kamis (16/01/2020).
“Agama Islam tidak pernah mengajarkan perilaku radikalisme apalagi tindakan terorisme. Jika ada yang melakukan hal tersebut dengan mengatasnamakan Islam, maka itu bukanlah bagian dari Islam dan harus dipertanyakan kembali ke Islamannya,” kata Hanan Yasir selaku penceramah.
Menurut Hanan Yasir, wujud rasa aman merupakan nikmat besar yang diberikan Allah SWT kepada umatnya. Bahkan hal itu diabadikan dalam Al Quran ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka’bah di Makah.
“Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar menjadikan tempat ini (Makah) menjadi negeri yang aman. Kenapa Nabi Ibrahim bedoa seperti itu, karena aman adalah nikmat yang paling agung,” tambah Hanan Yasir.
Hanan Yasir mengatakan agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menciptakan rasa aman bagi dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Keberadaan umat muslim dimanapun harus bisa menjadi rahmat bagi semesta alam, termasuk menciptakan rasa aman bagi lingkungannya.
Kasibinturmas Dit Binmas Polda DIY, Kompol Handiko Widiyanto menyampaikan rasa aman menjadi tanggungjawab bersama semua umat. Dengan terciptanya keamanan dan ketertiban maka gangguan yang bisa memecah belah warga dapat ditangkal.
“Paham radikal maupun gerakan terorisme tidak akan tumbuh dalam lingkungan aman. Seperti itu tidak bisa tercipta dengan sendirinya tanpa ada peran serta bersama dan kesadaran untuk menciptakannya,” tegasnya.
Sementara itu Suciati Saliman, pemilik masjid megah di Jalan Gito Gati tersebut mengatakan selain sebagai rumah ibadah umat muslim, masjid harus menjadi tempat yang mampu memberikan kedamaian. Bukan malah sebaliknya menjadi tempat untuk mengajarkan paham sesat maupun radikal kepada jamaahnnya.
“Materi kotbah, ceramah maupun kajian yang diberikan di dalam masjid harus menyejukan. Pihak pengelola masjid juga harus selektif dalam memilih penceramah, bila perlu diberikan rambu-rambu tentang apa saja materi yang akan diberikan,” jelasnya.
Seperti pengajian yang digelar Masjid Suciati Saliman, pihaknya sengaja memilih tema ‘Jalin Ukhuwah Islamiyah Demi Tegaknya NKRI, Tolak Paham Radikalisme, Komunisme, dan Terorisme’, yang memang ditujukan untuk mengingatkan lagi pentingnya saling menjaga persatuan dalam kehidupan bemasyarakat.
“Mari ikut berperan menjaga agar tidak muncul lagi bibit terorisme di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta,” Pungkas Suciati. (Har)
Link Youtube: https://youtu.be/AzXvI7Bz7gM dan https://youtu.be/bqbAIwBo6XA