Anda berada di
Beranda > News > Pemuda Tak Takut Hujan, Dibawah Gerimis, Perhelatan #selasasatra Mengalir, Hingga Tengah Malam

Pemuda Tak Takut Hujan, Dibawah Gerimis, Perhelatan #selasasatra Mengalir, Hingga Tengah Malam

BANTUL – Ada yang beda dalam perhelatan akhir tahun edisi #selasasastra yang kali ini mengangkat tema “Sebuah Akhir Untuk Mengawali”, dihelat sederhana di halaman Angkringan Gie Palbapang (10/12/2019). Pengampu acara sudah lupa edisi yang keberapa, yang pasti sudah jalan selama 5 tahun secara rutin tiap bualan ada.

“Bermula dari gelaran sastra di Angringan Telkom Bejen oleh Satmoko Budi Santoso, lantas berjalan tiap bulan dari komunitas ke komunitas, khususnya karang taruna dan pelajar. Kemudian selama 2 tahun di Aita Gose, bahkan gelarannya hampir tiap minggu ada, tahun ke empat roadshow lagi ke dusun-dusun di karang taruna, dan di tahun ke 5 ini tiap bulan, awal tahun kemarin di Bantul Terrace Foodcourt, kemudian mulai akhir tahun di Angkringan Gie Palbapang,” jelas Tedi.

Dibuka dengan pembacaan cerkak berjudul “Supri Legen” karya R. Toto Sugiharto dibawakan oleh Bang Tedi Way, acara pentas sastra Jawa dan sastra Indonesia berlanjut dikomandoi oleh Supri SPJ. Ikut serta pentas yakni; Hanif Hilmi, Ika Nur Kholimah, Abdul Rohman, Umi Kulsum, Ana Ratri, Heri Mayong, Kartika, Desi Asita, Nunung Deni Puspitasari, Jossephine Daniella, Lisa Partiliner, Ibey & Si Boy, serta Haikal.

Meski sempat gerimis, tak menyurutkan para pengisi pentas hingga tengah malam tiba, “Agenda #selasasastra bulan ini memang dirancang sampai tengah malam pukul 24.00 wib, usai para penampil di list eflayer pentas, meski akhirnya ada yang tidak datang, selanjutnya juga ada diskusi mengenai dunia sastra, kali ini ngobrol bareng Mabk Nunung, yang selain sastra dan teater juga terjun di dunia film,” kata Tedi Kusyairi pengampu acara.

Gelaran #selasasastra yang hampir memasuki tahun ke-5 digelar rutin tiap bulan, memberi ruang banyak pegiat sastra tidak hanya di Bantul tapi juga luar Bantul. Dari berbagai komunitas maupun perseorangan, ada dari aktivis Sastra Bulan Purnama Tembi, Teater Amarta, Komunitas Sastra Kasihan, PSJB Paramarta, Sastra Santri, Sanggar Sastra Mangir, juga Pena Kartika turut ambil bagian. Ada yang terbilang senior atau sepuh, tapi juga sangat akomodatif bagi yang masih awam.

“Justru tujuan agenda #selasassastra adalah untuk memperkenalkan dunia sastra kepada anak muda, apalagi yang belum mengenal dunia sastra dan ingin mendalaminya, harapannya ada regenerasi dunia sastra anak muda di Bantul selatan khususnya,” jelas Tedi.

Acara #selasasastra sampai saat ini digelar secara gratis untuk umum, tanpa syarat untuk bergabung, dan dihelat secara mandiri dari donasi masyarakat dan sponsor dari pengusaha muda, “Sampai saat belum ada sentuhan dana dari pemerintah, intinya bantingan dana dari para pementas, tempat pelaksanaan dan kawan-kawan yang sedang mulai usaha saling suport. Namun demikian tidak menyurutkan semangat kawan-kawan, murni untuk ikut memajukan sastra di Bantul khususnya,” jelas Tedi. Beberapa pihak yang turut mendukung diantaranya jejaring medsos JBMN, Bidang Parsenibud KNPI Bantul, Paguyuban Sineas Bantul, Forum Musik Bantul, dan Jejaring Forum Pengusaha Muda Bantul. (Noel).

Artikel Serupa

Ke Atas