Anda berada di
Beranda > Essay > Pelajar Pancasila

Pelajar Pancasila

Dewasa ini, banyak budaya luar menggempur Indonesia akibat dari adanya arus globalisasi. Tak pelak akan menggerus budaya adiluhung asli Indonesia. Budaya luar, terlebh budaya Barat yang terlihat cool, telah menjalari “gaya hidup” pemuda atau pelajar zaman now. Mereka tidak memfilter antara budya yang positif atau yang negatif sehingga budaya negatif akan tertanam pada “gaya hidup”  dan pola pikir pemuda tersebut. Hal tersebut akan merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia yang juga menjadi nilai-nilai kebangsaan Indonesia, dan terkandung dalam Pancasila. Peran pemuda (Pelajar) dalam mengokohkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila sehingga tidak terbawa arus globalisasi. Terlebih Pelajar sebagai pemimpin Indonesia dimasa yang datang. Cara memperkuatnya yaitu dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehiduapn sehari-hari baik dalam bersosialisasi dengan Masyarakat atau dalam lingkup bernegara.

Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki poin bahwa setiap Rakyat Indonesia harus berketuhanan. Berketuhanan disini adalah menjalankan perintah Agama secara baik dan benar. Seorang Pelajar haruslah taat dalam menjalankan agamanya karena semua agama mengajarkan cara berperilaku yang baik dalam segala aspek kehidupan. Bila prinsip ini ternanam baik, maka akan berimbas pada pergaulan yang baik dan terjaga dari pengaruh negatif yang dampaknya akan merusak Masyarakat terlebih dari segi keruntuhan moral.

Sila Kedua, Yakni  “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dapat di terapkan dalam bersosialisan kepada siapa saja. Tidak pilih-pilih dalam berteman. Hal ini karena Indonesia sendiri terdiri dari bermacam suku, budaya, agama, dan ras. Berteman dengan setiap orang yang berbeda latar belakangnya (suku,budaya,agama,dan ras), Justru akan menambah pengetahuan kita tentang keragaman budaya yang dimiiki Indonesia. Kita juga bisa lebih mencintai Negeri ini dengan berbagai keanekaragaman yang terdapat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan keanekaragaman suku dan budayanya yang tidak ada tandingannya di muka bumi ini.

Sila ketiga, Yakni “Persatuan Indonesia”. Adanya Indonesia karena terdapat persatuan yang menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Marauke, Persatuan sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Persatuan ini harus dijaga, Terlebih sekarang banyak pihak yang ingin memecah belah Indonesia dengan berbagai isu, Seperti suku agama dan ras. Kita harus menjaga dan mengokohkan persatuan diantara semua element bangsa, termasuk Pelajar Indonesia. Kita tidak ingin Indonesia yang sudah dipertahankan selama 73 tahun harus runtuh karena tidak bisa menjaga Persatuan dan Kesatuan dalam berbangsa dan bernegara Indonesia. Seperti yang sudah diIkrarkan para pemuda pada Kongres Pemuda 2 yang melahirkan Sumpah Pemuda yang salah satu Ikrarnya berbunyi “Bertanah air satu, Tanah air Indonesia” dan “Berbangsa satu, Bangsa Indonesia”.

Sila Keempat, Yakni “Kerakyatan yang Dipimpi oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawarakatan/Perwakilan, Dapat diimplentasikan dalam kehidupan kita bila akan membuat keputusan yang dampaknya dirasakan banyak orang dan dapat digunakan juga dalam menentukan jalan keluar terbaik yang disepakati bersama dan tidak ada merasa keberatan. Misalnya, rapat OSIS dalam memperingati event tertentu. Pembahasan yang mungkin muncul antara lain dana, tempat, dan waktu pelaksanaan, serta dihadiri oleh siapa saja. Event tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila perencanaan terhadap event tersebut dimusyawarahkan dan mencapai mufakat. Musayawarah untuk mufakat tidak hanya terjadi dalam lingkup organisasi, tetapi dapat terjadi dimana saja tidak terkecuali lingkup keluarga. Walaupun keputusan yang diambil terlihat sepele, tetapi inilah pentingnya musyawarah, supaya tidak ada anggota keluarga yang merasa dirugikan dalam suatu masalah yang dihadapi keluarga tersebut.

Sila kelima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam konteks pelajar atau pemuda, keadilan sosial dapat berarti menghargai, toleransi, dan tidak merendahkan atau mendiskriminasikan suatu hal yang tidak sejalan dengan pendapat atau pemikiran kita. Contohnya, dalam pergaulan yang melibatkan individu dari kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Individu mayoritas tidak boleh merasa dirinya paling hebat dan berkuasa karena dapat merusak hubungan harmonis dengan kelompok minoritas. Sila ke lima juga akan mempererat persaudaraan dan persatuan antarwarga negara Indonesia.

Dengan menanamkan nilai-nilai pancasila yng luhur, akan membuat pancasila “Terbang Kembali” dengan lebih tinggi. Dengan segala bentuk implementasinya akan memberikan sumbangsih yang besar kepada bangsa dan negara Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan menyosong masa depan Indonesia yang terbentang lebar. ”Pelajar Pancasila” akan menebas semua hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Mereka laksana oase ditengah gurun pasir yang luas. Kehadirannya sangat dibutuhkan Indonesia dalam memperbaiki kondisi Indonesia yang dilanda berbagai masalah seperti darurat narkoba, intoleransi, korupsi, dan masih banyak lagi. Semoga pemuda pancasila membawa angin perubahan kearah yang lebih baik bagi Indonesia. Memajukan Indonesia menjadi “Macan Asia”. Semoga Indonesia menjadi negara dunia ketiga yang kuat dalam aspek ekonomi, politik, sosial, hankam, dan aspek penting lainnya serta semoga harapan ini tidak hanya menjadi angan-angan belaka karena dalam mewujudkannya diperlukan usaha yang berkesinambungan dan saling bersinergi antar elemen Bangsa Indonesia.

 

Essay ditulis oleh Abdullah Muhammad Afif

Senin, 10 Desember 2018

Artikel Serupa

Ke Atas