YOGYAKARTA – Setelah keriaan di malam pembukaan, Jogja-NETPAC
Asian Film Festival (JAFF) memulai hari pertamanya di tiga lokasi yakni Empire XXI, Cinemaxx
dan Jogja National Museum.
Di Pendopo Ajiyasa, Jogja National Museum, terjadi diskusi menarik soal posisi film Asia di
era disrupsi yang diisi oleh programmer Cannes Film Festival Benjamin Illos dan presiden
JAFF Budi Irawanto. Diskusi ini berusaha memahami bagaimana sinema Asia harus
menyikapi perubahan sosial dan teknologi yang demikian cepat. Pengunjung cukup antusias
dalam melontarkan pertanyaan untuk panel di kuliah umum ini.
Selain itu, Jogja National Museum juga menjadi lokasi dilaksanakannya Forum Komunitas,
dari mulai presentasi hingga penayangan sejumlah film pendek seperti “Elegi Melodi” dan
“Kaporit.” Di malam harinya, JAFF juga mengadakan Open Air Cinema dengan menayangkan
film “Guru Ngaji.” Open Air Cinema adalah salah satu program JAFF yang cukup populer dan
selalu dihadiri oleh ratusan hingga ribuan orang. Tentunya, program yang biasanya
dilakukan di luar pusat kebudayaan ini juga menjadi salah satu yang diminati pengunjung
JAFF tahun ini.
Dua studio di Empire XXI dipadati pengunjung sejak pukul 09.00 WIB. Restorasi film klasik
“Pagar Kawat Berduri” oleh Pusbang Film dan Render Post Digital menjadi salah satu
program yang paling diminati pagi itu. Film ini mengawali program khusus Layar Klasik yang
menayangkan film-film lama dari Asia. Menurut programmer Lisabona Rahman, program ini
adalah jawaban dari JAFF untuk mempermudah akses terhadap film klasik yang sarat
muatan budaya.
Dari program kompetisi film panjang Asian Feature, ada empat film yang ditayangkan di
Empire XXI, yakni “”Goodnight & Goodbye,” “In the Claws Of A Century Wanting,” “27 Steps
of May,” and “Person Being/In the Nature of (a) Human”. Film “Shoplifters” dari program
Respect Japan yang rencananya dijadwalkan diputar hari ini, terdapat perubahan jadwal
menjadi hari Kamis (29/11) di Empire XXI pukul 21.00 WIB.
Sutradara Ravi Bharwani mendapatkan sambutan meriah dari ratusan penonton “27 Steps
of May” yang sudah memadati gedung pertunjukkan dua jam sebelum penayangan.
Dua film dari program Focus on Garin Nugroho, “Guru Bangsa” Tjokroaminoto” dan “Opera
Jawa” ditayangkan di Empire XXI dan Cinemaxx Yogyakarta.
Dari program Asian Perspectives, JAFF telah menayangkan film “Golden Memories,”
“Temporary Visa,” “Sayakbay, Homer of 20th Century” dan “Sincerely Yours, Dhaka.” Ada
juga program Asian Perspective’s Shorts 1 yang terdiri dari film-film pendek sebagai berikut:
“White Carnations,” “Departures” dan “Nimble Fingers.”
Program khusus Return of the Salt Boy 1 menghadirkan sepuluh film pendek yang diakhiri
dengan sesi Q&A di Cinemaxx. Film-film tersebut adalah “Bulalacao,” “Sigbin,”
“Onomastika,” “Salt Boy,” “Bahag Kings,” “The Brief Lifespan of Fire,” “Act 2 Scene 2,”
“Suring & the Kuk-ok,” “The Return” dan “The Purple Kingdom.”
Kemeriahan di hari pertama tersebut diakhiri dengan makan malam bersama Jogja Film Academy. (qin)