Anda berada di
Beranda > News > Pesawat NU-200 Sikumbang, Resmi Lengkapi Koleksi Museum Pusat TNI AU

Pesawat NU-200 Sikumbang, Resmi Lengkapi Koleksi Museum Pusat TNI AU

Ket Gambar:  Peresmian Sikumbang tersebut ditandai dengan Potong Tumpeng  oleh Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di serahkan kepada Direktur Umum SDM PT Dirgantara, Sukawikanto,  Selasa (17/10)

Jogja – Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PT Dirgantara Indonesia, Sukatwikanto menandatangani serah terima Pesawat serang antigerilya NU-200 Sikumbang. Pesawat tersebut resmi menjadi salah satu koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspudirla) TNI AU, Yogyakarta pada Selasa (17/10/17).

Dalam sambutannya, Kasau menjelaskan, Sikumbang merupakan pesawat tempur pertama karya anak bangsa yaitu Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Priggoadisurjo. Pesawat ini diberi kode NU-200 sesuai mesinnya yang menggunakan de Havilland Gipsy Six I berdaya 200 tenaga kuda.

Penerbangan perdana Sikumbang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 1954 lalu.  “Jadi sembilan tahun setelah Indonesia, Angkatan Udara sudah bisa membuat pesawat bikinan anak bangsa dan pesawat itu untuk COIN, Counter Insurgency, pesawat tempur serang darat, luar biasa. Kemudian pesawat itu diuji, bisa terbang,” tutur Kasau dalam rangkaian acara Media Gathering TNI AU di Muspus Dirgantara Mandala Yogyakarta. Selanjutnya,Kasau menjelaskan, Nurtanio mengembangkan lagi semacam Sikumbang dengan kode NU-225. Kali ini pesawat menggunakan mesin Continental O-470A berdaya 225 tenaga kuda. “Pesawat Sikumbang ini adalah kebanggaan kita pertama kali dibuat dengan tenaga asli Indonesia yang makannya singkong,”.

Lebih lanjut, Kasau mengemukakan, saat ini di tahun 2017, Indonesia sudah bisa membuat pesawat kedua produksi anak bangsa tanpa tenaga asing yaitu pesawat N-219.”Insyaallah kalau ada dana kita bisa memenuhi kebutuhan wilayah-wilayah terpencil, sehingga N-219 tujuan kita untuk merajut nusantara. Jadi daerah-daerah yang tidak bisa dilewati pesawat besar, bisa dilewati 219 yang adalah adiknya dari NU-200,” imbuhnya.

Menurutnya, keinginan TNI AU mengambil pesawat dari PTDI, untuk dialihkan ke Muspus Dirla Yogyakarta. Sebab kunjungan wisatawan Muspusdirla pada akhir pekan terbilang tinggi.  “Muspus Dirla ini kunjungan wisatanya setiap minggu luar biasa sehingga generasi muda Indonesia bisa melihat secara langsung pesawat buatan anak bangsa yang benar-benar murni tanpa bantuan orang lain, yaitu Sikumbang,” papar Kasau.

Sementara itu, Direktur Umum SDM PT Dirgantara, Sukawikanto mengakui catatan sejarah berdirinya PTDI tidak bisa dilepaskan dari sejarah lahirnya TNI AU. Perjalanan pesawat-pesawat perintis industri dirgantara di dalamnya termasuk Sikumbang. “Telah kami dokumentasikan semuanya dalam buku Perjalanan Angkasa Dalam Menguasai Teknologi Dirgantara.

Selanjutnya, Peresmian Sikumbang tersebut dilaksanakan juga Potong Tumpeng dan pemberian Cinderamata yang diserahkan Sukawikanto kepada Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk melengkapi dokumentasi Muspusdirla Yogyakarta. Diharapkan pesawat Sikumbang bisa menjadi wahana pembelajaran masyarakat untuk lebih mengenal sejarah industri dirgantara di Indonesia. “Semoga sinergi TNI AU dan PTDI dapat terus ditingkatkan untuk mewujudkan pesawat-pesawat penumpang dan tempur untuk dihasilkan putra-putri Indonesia di tahun-tahun mendatang,paparnya. [ejun]

Artikel Serupa

Ke Atas