
YOGYAKARTA – SPJ – Kegiatan lokakarya Temu Karya Sastra (TKS) ‘Daulat Sastra Jogja’ tahun 2025 dengan tema ‘Meta Sastra: Panen Karya dan Ekranisasi’, diselenggarakan pada 23-26 Juni 2025 di Hotel Grand Rohan Jogja. Rangkaian kegiatan dibuka oleh Dian Lakshmi Pratiwi SS MA, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (23/06/2025) di Ruang Jasmine Grand Rohan Jogja.
Hadir pada kesempatan tersebut, Budi Husada Kepala Bidang Pemeliharaan dan pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Permuseuman, Setya Amrih Prasaja Kasie Bahasa dan Sastra, Adhi Satiyoko dan Tedi Kusyairi sebagai pengarah kegiatan sekaligus narasumber utama, juga dari seksi Sejarah dan Permuseuman.
Peserta berjumlah 40 orang, hasil seleksi dari alumnus TKS tahun sebelumnya, mereka dari komunitas atau sanggar sastra yang ada di Yogyakarta. Sebelumnya mereka banyak menuliskan karya sastra di berbagai media dan menerbitkan buku karya sendiri.
Dian Laskmi Pratiwi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sastra dan literasi sebenarnya lekat dalam keseharian sosial bermasyarakat, banyak ide gagasan bisa menjadi inspirasi tulisan sastra, harapannya para peserta nantinya bisa menjadi pahlawan literasi di lingkungan masing-masing. Untuk itu peserta harus banyak membaca agar tulisannya bisa lebih berpengaruh bagi masyarakat.
“Kami harapkan peserta bisa menguatkan komitmen dalam hal kolaborasi, kebersamaan membangun kemadirian, karena saat ini banyak pilihan dan peluang, maka melalui menulis sastra bisa menjadi prioritas yang dibanggakan,” tegas Dian Lakshmi.
Lebih lanjut Dian Lakshmi menyinggung perihal kemajuan teknologi informasi berbasis AI, dalam harapannya, para peserta bisa lebih mengedepankan rasa dan imajinasi yakni soal kemanusiaan sebagai kelebihan dibanding hasil chat GBT.
“Tulisan sastra peserta tidak berhenti ditulisan sastra saja, selain diterbitkan dalam bentuk buku, juga bisa ditemukan dengan para pelaku industri kreatif, Dinas Kebudayaan dengan sarana yang ada siap memoderasi,” kata Dian lebih lanjut.
Sebelumnya alumni TKS yang sudah menerbitkan buku, maju ke depan untuk menyerahkan hasil karya mereka, diantaranya M Sheva buku kumpulan puisi berjudul ‘Otsu’, Adik Indah Rahmawati buku kumpulan cerpen ‘Labirin’, Anggita Noviana Rizki buku naskah lakon ‘Puan’, Valentino SK buku puisi ‘Lucis lumens’, Hernando Rifmanda Anwar buku pusi ‘Kabel kusut kota’, dan Wahyu Tigar buku ‘Pupak-pupak Jegur’. Buku diterima oleh Dian Lakshmi Pratiwi dengan penuh kegembiraan sebagai salah satu wujud hasil proses lokakarya penulisan sastra di tahun sebelumnya.
“Selama lokakarya peserta akan mendapatkan mentoring mengenai persiapan sastra untuk dialihmediakan, pasca lokakarya mereka akan membuat karya alih media, dilanjutkan latihan pementasan, dan puncaknya dari tanggal 8-10 September 2025 akan diselenggarakan pentas karya sastra, pameran alih media, dan launching buku,” jelas Amrih.
Sementara itu Tedi Kusyairi, salah satu narasumber TKS 2025 menegaskan bahwa selama lokakarya nantinya para peserta akan dikondisikan pada proses FGD dan praktik alih media.
“Kami ingin menanamkan proses berfikir kepada para peserta, terkait tulisan karya sastranya, untuk sama-sama dikritisi sesama peserta, kemudian membangun konsep sastra yang akan dialihmediakan, sehingga karya sastra tidak lagi berdiri sendiri, lebih ilmiah, dan produknya tak lepas dari dunia kehidupan masyarakat, menjadi sastra yang lebih manfaat, itulah meta satra,” jelas Tedi. (QIN)