BANTUL – SPJ – Kesadaran akan upaya meningkatkan kualitas literasi masyarakat penting untuk diperhatikan, kenyataan bahwa Indonesia dalam hal literasi masih berada di peringkat 60-an diantara 200-an negara di dunia, hal ini mendasari diselenggarakannya Bimtek Penulisan Sastra oleh SMP Negeri 1 Piyungan. Sebagaimana diungkapkan oleh Dra. Sri Lestari MPd., Kepala SMP N 1 Piyungan dalam sambutannya saat membuka bimtek pada Kamis (5/9/2024).
“Upaya turut meningkatkan kualitas literasi ini bisa dimulai dari sekolah, perlu kita upayakan kegiatan penulisan, mengapa ini penting? Karena dengan menulis kita bisa mengekspresikan permikiran dan karya,” papar Sri Lestari.
Menurut kajian sekolah adanya beberapa fenomena terkait rendahnya literasi siswa ditandai dengan sepinya ruang perpustakaan yang bukunya tidak dibaca siswa, kurangnya karya tulis siswa, dan juga prestasi siswa dalam penulisan dirasa masih kurang.
“Untuk itu diselenggarakan Bimtek Penulisan Sastra, dengan harapan yang diubah adalah kebiasaan siswa untuk membaca dan menulis, sastra dipilih karena siswa menyukai dunia cerita, sehingga memperkuat rasa, harapannya akan lahir karya sastra siswa yang bisa dibukukan,” jelasnya lebih lanjut.
Bimtek Penulisan ini diikuti oleh 72 siswa perwakilan kelas yang dibagi dalam 3 kelompok penulisan cerpen, puisi, dan geguritan. Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 5 dan 6 September 2024 untuk tatap muka dengan pemateri, dilanjutkan dengan kosultasi online via WA dan editorial naskah akhir. Tatap muka dihadirkan narasumber Tedi Kusyairi untuk kelas cerpan, Budi Siswanto untuk kelas puisi, dan Hidratmoko Andritamtomo untuk penulisan geguritan, ketiga narasumber dari paguyuban Paramarta. Lebih lanjut Sri Lestari menjelaskan usai tatap muka dan konsultasi online, nantinya karya akan dibukukan dan ditaruh di perpustakaan, sehingga bisa dibaca oleh semua siswa.
Tedi Kusyairi, redaktur Majalah budaya ‘Mentaok’, sebagai salah satu narasumber dalam sesinya workshop menjelaskan kepada siswa SMP N 1 Piyungan mengenai pentingnya membaca referensi berupa buku ataupun dari berbagai media yang didapat oleh siswa.
“Inspirasi tulisan bisa datang dari mana saja, rumah, sekolah, lingkungan permainan, bahkan dari membaca buku dan melihat film atau mendengarkan musik. Untuk itu kepekaan harus dijaga dan dilatih, menulis yang baik, dimulai dengan banyak membaca karya sastra khususnya, begitupun sebelum menulis cerpen, sebaiknya banyak membaca cerpen juga,” jelas Tedi (5/9/2024) di ruang perpustakaan SMP N 1 Piyungan.
Menurut Tedi, mengenai konsep dan ide tulisan, bagi anak muda jaman sekarang sudah sangat dekat dengan berbagai sumber informasi dan referensi dengan genggaman gadget, dalam hal ini hanya soal bagaimana mendorong dan membersamai siswa untuk menuliskan pemikirannya saja melalui karya sastra.
“Siswa perlu wadah kegiatan penulisan sastra yang berkelanjutan,” kata Tedi.
Menurut Devinda Nadlifatul A’laa dari kelas 7E, salah satu peserta merasakan senang dan dapat memperoleh banyak pengetahuan dalam penulisan sastra cerpen khususnya, karena selama ini masih banyak membaca, namun belum banyak menulis.
“Acara ini sangat menyenangkan dan seru. Karena gurunya selain lucu dan asik, penjelasan Kak Tedi membuat aku mengerti bagaimana cara buat cerpen yang benar, jadi pengin nulis banyak cerpen setelah ini,” kata Devinda.
Bimtek penulisan ini mengusung tema ‘Budayakan Menulis demi Mencerdaskan Bangsa’, dengan tagline sasi saka – satu siswa satu karya. (red)