BANTUL – SPJ – Turut memeriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-78, Paguyuban Sineas Bantul kerja bareng Polaman Kampung Sinema membuat video sinematik dengan tema merespon isu problematika sampah yang sedang viral di Jogja. Para Sineas di Bantul melakukan refleksi kemerdekaan melalui video yang diberi judul ‘Merdeka dari Sampah?’, yang di launching pada Jumat (18/08/2023) malam pukul 21.00 wib melalui jejaring media sosial yang digunakan anggota dan jejaring Paguyuban Sineas Bantul.
Menurut Bakti Saputra, calon ketua Paguyuban Sineas Bantul yang sduah terpilih secara musyawarah mufakat untuk periode 2023-2026, mengatakan bahwa saat ini kepedulian manusia akan problema lingkungan sosialnya mulai berkurang, banyak yang tejebak gadget dan lupa soal sampah yang dihasilkan oleh manusia, sehingga menggunakan gadget itu sendiri, kami melakukan gerakan moral untuk melihat problematika sampah dari sudut pandang sinematik.
“Ada beberapa jalinan peristiwa sebelum peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-78 tahun ini, di Jogja khususnya, peristiwa ditutupnya TPA Piyungan, sampah yang berserakan dibuang sembarangan, cara kelola sampah yang tidak tepat, sementara kita hidup, justru menghasilkan sampah yang makin menggunung, ini masalah, dan kita yang bergerak di dunia sinema ikut andil untuk saling mengingatkan,” kata Bakti.
Dalam pembuatan video sinematik ‘Merdeka dari Sampah?’ ini, Paguyuban Sineas Bantul menggandeng sineas di Polaman Kampung Sinema, untuk suporting sistem, alat, sarana prasarana, talent, dan akomodasinya.
“Ketika diajak bareng Paguyuban Sineas Bantul untuk membuat video sinematik mengenai sampah ini kami sangat senang, kebetulan dusun Polaman yang dikembangkan sebagai kampung sinema, anak muda di dusun melalui karang taruna juga mengelola sampah masyarakat, agar tidak sembarangan diperlakukannya. Turut menyadarkan masyakarat mengenai soal sampah adalah hal penting bagi masa depan alam kehidupan manusia,” kata Abdul Rohman ketua Polaman Kampung Sinema.
Sementara itu, mantan ketua demisioner Paguyuban Sineas Bantul, Tedi Kusyairi mengatakan bahwa apa yang dilakukan temen-teman sineas di Bantul dengan membuat video sinematik ‘Merdeka dari Sampah?’ ini patut di apresiasi.
“Menurut saya, soal isu sampah yang tidak terkelola ini harus disebarluaskan kepada khalayak masyarakat, karena awal mula adanya sampah ya dari manusia itu sendiri, sehingga membangun kesadaran manusia itu yang harus dilakukan. Karena ini jaman media sosial, membuat video sinematik itu menjadi bagian treatment tersendiri, harapannya anak muda khususnya bisa menyadari akan perannya dalam mengelola sampah, karena kita tidak bisa menghindari soal sampah ini,” kata Tedi Kusyairi.
Saat ini, Paguyuban Sineas Bantul sedang melaksanaan praktik lapangan workshop pembuatan film fiksi budaya Bantul kerja bareng Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, diikuti oleh 60 peserta dari anak muda di Bantul didampingi 22 sineas muda di Bantul. Harapannya salah satu isu yang diangkat adalah soal sampah, selain isu lingkungan sosial budaya lainnya.
“Meskipun tema utama budaya Bantul, harapannya para peserta didampingi oleh para pendamping bisa juga merespon isu lingkungan sosial di masyarakatnya, berbasis kultur masyarakat setempat,” kata Tedi.
Video sinematik berjudul ‘Merdeka dari Sampah?’ selengkapnya bisa dilihat di youtube channel Paguyuban Sineas Bantul. (har)