Anda berada di
Beranda > News > Tukinem Pertahankan Jamu Tradisional Murah Tanpa Pengawet

Tukinem Pertahankan Jamu Tradisional Murah Tanpa Pengawet

KOTA YOGYAKARTA – SPJ – Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) secara resmi telah menyelesaikan serangkaian kegiatan program kerja Rebranding Produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Rangkaian kegiatan tersebut dimulai dengan survey lapangan. Salah satunya menghasilkan wawancara dengan penjualan salah satu penjual jamu di Yogyakarta.

UMKM Jamu Tradisional ‘Ma’e Nuri’ milik Tukinem (57 tahun) merupakan salah satu produk UMKM unggulan yang kemudian terpilih sebagai UMKM mitra untuk diterapkan rebranding produk. UMKM ini terpilih karena masih terdapat beberapa kekurangan dalam produknya. Kekurangan yang dimaksud adalah dalam hal pengemasannya yang masih sangat sederhana dan kurang menarik yakni tidak adanya label produk. Label produk sendiri dinilai sangat penting karena melambangkan identitas suatu produk serta dapat membuat produk terlihat lebih menarik, menjual dan dikenal. Kekurangan lainnya adalah terkait bentuk pengiklanan yang kurang menarik dalam pengambilan foto produk.

Setelah dilakukan survey, bertempat di lokasi Cakradiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, program kerja ini dilanjutkan dengan tahap observasi dan perancangan. Pada tahap observasi dan perancangan ini, mahasiswa melakukan wawancara terhadap pemilik UMKM mitra mengenai produknya tersebut dan mengenai permintaannya terkait harapan yang diinginkan. Menurut Tukinem, jamu buatannya tidak menggunakan pengawet dan pewarna, serta memiliki empat varian yaitu kunir asem, beras kencur, temulawak, dan kunci suruh. Jamu kunir asem merupakan produk yang paling banyak dicari oleh konsumennya. Selain melakukan wawancara, mahasiswa UST juga melihat dan terlibat secara langsung dalam proses pembuatan jamu ini. Pemilik UMKM mitra tersebut menerima dengan sangat baik dan antusias akan dilaksanakannya program wawancara ini (22/9/22).

“Saya tidak pernah memakai pengawet apapun, agar rasa selalu terjaga, alhasil konsumen selalu tetap kembali lagi. Bahkan konsumen yang membeli pada saya mayoritas pelancong dari luar kota,” ungkap Tukinem.

Kegiatan program kerja ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah produk. Selain itu, diharapkan juga bagi pihak UMKM mitra untuk memaksimalkan pemanfaatan media sosial dalam mempromosikan produk secara menarik, sehingga memiliki pasar baru untuk menambah profit penjualan. Program kerja ini diharapkan juga dapat memberikan efek multiplier bagi usaha sejenisnya atau usaha yang terkait semua bagi masyarakat.

“Menjaga cita rasa adalah hal utama dalam saya berbisnis,” tegas Tukinem. (red).

(Penulis: Alfi Nur Iman, Ignatius Soni Kurniawan, M.Sc dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.)

Artikel Serupa

Ke Atas