BANTUL – Paguyuban Sineas Bantul bersama Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul pada tahun 2022 ini akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Pembuatan Film Pendek Fiksi bagi pemuda Bantul yang berusia 17-20 tahun. Peserta diharapkan dari pelajar tingkat SMA/SMK/MA sederajat dan mahasiswa semester awal di Kabupaten Bantul.
Kegiatannya berupa studium general, mentoring, dan pendampingan pembuatan film pendek fiksi. Tahap studium general akan menghadirkan narasumber praktisi pembuat film dari Kabupaten Bantul, seluruh peserta akan mendapatkan pengarahan yang sama mengenai tahapan membuat film mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi film. Pada tahap ini akan diberi pengantar mengenai gagasan tema dan judul film, tujuan pembuatan film, membuat sinopsis film, dan menuliskan treatment naskah skenario film. Selanjutnya peserta akan mendapatkan pembekalan mengenai tahap produksi film; pembuatan jadwal produksi, penganggaran, pemilihan pemain, persiapan alat, bedah naskah, dilanjutkan praktik pengambilan gambar. Pada akhirnya peserta akan mendapatkan pemahaman mengenai editing film dan apa yang harus dilakukan setelah film jadi.
Usai stadium general, para peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok yang akan didampingi para instruktur pegiat film di Bantul, untuk didampingi mengimplementasikan teori yang telah di dapat dalam stadium general; meliputi seluruh proses produksi film. Dimana kegiatan ini akan diakhiri dengan screening bersama hasil film workshop yang akan diapresiasi hasilnya oleh para kurator film dari Bantul.
“Kegiatan ini sudah tahun ke-4, awalnya adalah film dokumenter, tapi dua kali terakhir fokus ke film fiksi, tahun ini film fiksi pendek lagi. Dari tahun-tahun sebelumnya banyak talenta muda yang kemudian menekuni dunia film pendek dalam berbagai event dan lomba. Harapannya tahun ini akan memfokuskan pada upaya menjaring peran serta institusi sekolah dalam mengembangkan dunia film bagi pelajar,” kata Tedi Kusyairi koordinator Paguyuban Sineas Bantul (15/06/22).
Kegiatan workshop film fiksi pendek ini sendiri selalu tak lepas dari tema umum yakni mengenai kebudayaan yang ada di Kabupaten Bantul, dengan harapan melalui film yang dihasilkan akan nampak potensi dan literasi kebudayaan dalam sinema, menjadi bagian dokumentasi atas perkembangan budaya yang ada di masyarakat Bantul.
Paguyuban Sineas Bantul sendiri saat ini beranggotakan 64 anak muda yang berkegiatan dalam dunia sinema di Bantul, bergabungnya secara perorangan, meskipun mereka berangkat dari kelompok juga. Dalam database Paguyuban Sineas Bantul, setidaknya saat ini ada 4 desa sinema, ada 4 sekolah yang giat bersinema, ada setidaknya 7 kelompok sineas yang tergabung dalam PH.
Selain workshop pembuatan film, kegiatan lain diantaranya ada pemutaran film, diskusi film, mengikuti lomba-lomba film, dan pendampingan kelompok baik di sekolah maupun di masyarakat.
“Film bisa menjadi sarana dokumentasi sekaligus untuk mengkomunikasikan tema kebudayaan kepada khalayak luas. Sebagai dokumentasi misalnya film mengangkat cerita kehidupan masyarakat, akan menangkap fenomena kebudayaan di masyarakat tersebut. Menjadi media komunikasi yaitu untuk menyebarkan informasi mengenai konten film yang diambil dari potensi masyarakat. Film bisa menjadi sarana untuk mengembangkan dan melestarikan kearifan lokal Bantul,” ungkap Tedi. (rap)