YOGYAKARTA – Minggu pagi dipenuhi banyak kuliah yang berkualitas di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-13. Ada dua kelas JAFF Education yang siap mencerdaskan peserta. Pertama, kelas akting dengan Reza Rahadian dan kedua, digital lighting dengan Gunnar “Unnay” Nimpuno dan Buadi. Selain itu, program Jogja Future Project yang dimulai di hari Sabtu kemarin juga masih berlanjut hingga hari ini.
Lisabona Rahman, Joko Anwar, Ekky Imanjaya dan Philip Cheah berbagi panel untuk membicarakan film klasik bersama moderator Tito Imanda di program Public Lecture.
Sementara itu, Forum Komunitas kali ini membahas soal Kritik Film bersama produser Meiske Taurisia, Chris Fujiwara, sutradara Kamila Andini dan kritikus Adrian Jonathan Pasaribu. Selain itu, Forum Komunitas juga mendiskusikan potensi film pendek di platform digital bersama Jason Iskandar, Angga Sasongko dan Arya Ardhita.
Minggu sore di Jogja National Museum dihabiskan dengan permainan pingpong dan ditutup dengan Open Air Cinema yang menayangkan “Jelita Sejuba: Mencintai Ksatria Negara.”
Tahun ini, JAFF bekerjasama dengan Kineko Children Film Festival di program Art for Children. Program ini menunjukkan kepedulian sineas kepada film yang bisa dinikmati oleh anak-anak dari usia satu tahun. Aktor Morgan Oey yang ditunjuk sebagai duta Art for Children turut hadir dalam acara ini.
“If This is My Story” kembali ke layar Empire XXI pada pukul 10.00 WIB. Di malam harinya, program JAFF Indonesian Screen Awards mengisi layar-layar Empire XXI dengan “Aruna dan Lidahnya” karya Edwin.
“The Song of Grassroots” karya Yuda Kurniawan akhirnya tayang di JAFF ke-13. Film ini bercerita tentang Fajar Merah, anak bungsu penyair dan aktivis ’98 Wiji Thukul yang hingga kini masih dinyatakan hilang. Fajar membuat band Merah Bercerita yang berusaha menghidupkan kembali puisi-puisi karya ayahnya melalui musik. Film dokumenter ini menyorot harapan dari membumbung tinggi dari Fajar dan keluarga di saat pemilihan presiden 2014 karena calon presiden Joko Widodo saat itu berjanji akan menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM dan menemukan Wiji Thukul.
Program Light of Asia hari ini menayangkan “Probably,” “Elinah,” “Saad’s Olive Tree” dan “A Gift” yang dinantikan banyak penggemar film. Sementara itu, sutradara Paul Agusta yang kemarin mempersembahkan program Hukla in Motion kali ini meluncurkan film terbarunya “Daysleepers” yang dibintangi oleh Dinda Kanyadewi.
Program Asian Feature menayangkan film zombie Jepang “One Cut of the Dead” yang banyak dibicarakan penggemar genre, “War Crime,” “Nervous Translation” dan juga “Night God.
Focus on Garin Nugroho menayangkan salah satu karya terbaik Garin “Surat Untuk Bidadari.” Sementara itu, program Shanghai International Film Festival menayangkan “Blue Amber” dan “Five Wishes of Aji.
Layar Komunitas menghadirkan kembali “Gula dan Pasir,” “Bagian Tengah Masih Terang,” “Seperti Seseorang Sedang Menunggu” dan “Ojek Lusi” di layar lebar, kali ini di Cinemaxx. (qin)