YOGYAKARTA – Kota Yogyakarta saat ini tengah serius menapaki jalan menuju smart city, untuk itu integrasi sistem smart city terus dipersiapkan secara matang oleh Pemerintah Kota. Dituturkan oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, perwujudan smart city di Yogyakarta tidak sekedar langkah untuk mengejar prestisius, namun yang terpenting, smart city dapat memberikan manfaat dan kemudahan layanan kepada publik,sekaligus mencerdaskan masyarakat dan sinergis dengan kondisi sosio-kultural di Yogyakarta.
“Smart city adalah amanat undang-undang, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan smart city harus dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat, jangan mudah menolak apa yang diinginkan warga.” Tutur Walikota dalam acara workshop mengenai penguatan implementasi smart city di Ruang Bima, Komplek Balaikota, Selasa (14/8) pagi.
Lebih lanjut, Walikota mengatakan, perwujudan smart city sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals dan untuk mendukung hal tersebut diperlukan tiga hal penting, yakni political will, legal basis, dan strategi yang baik.
“Zaman berkembang luar biasa, kalau kita gini-gini aja ya jalan di tempat, tidak usah takut untuk menjadi kreatif yang penting kita memberikan services terbaik ke masyarakat dan tetap ada di track yang benar” Tambah Walikota di hadapan peserta yang terdiri dari Kepala OPD di lingkungan Pemkot Yogyakarta serta camat dan lurah di seluruh Kota Yogyakarta
Konsep Smart City sendiri sebagaimana diungkapkan oleh guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Suhono Harso Supangkat, merupakan kota yang dapat mengelola berbagai sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan yang dapat meningkatakan kualitas hidup warganya.
“Untuk mewujudkan smart city diperlukan suatu kolaborasi yang menghimpun berbagai stakeholder, baik dari industri, pemerintah, pendidikan, komunitas maupun masyarakat.” Katanya.
Suhono menyebutkan, penerapan smart city harus sinergis dengan kondisi sosio-kultural yang ada di wilayah tersebut, smart city bukan sekedar adopsi teknologi, namun juga bagaimana mampu menjadi cerdas tanpa meninggalkan kearifan lokal.
“Yogyakarta adalah hub yang menghubungkan antara kebutuhan dan persediaan. Hal ini adalah suatu tantangan bagi Yogyakarta. Menjadi industri hub harus punya platform yang kuat dan smart city dapat menjadi platform tersebut.” Ungkapnya.
Penerapan Smart City yang mengedepankan kolaborasi tersebut, menurut Walikota sejalan dengan semangat yang melandasi Kota Yogyakarta, yakni Segoro Amarto dan Gandeng-Gendong
“Kata kuncinya ada di kolaborasi, dan co-creation, nah ini ini kan kalau di kita namanya gotong royong artinya sejalan dengan Segoro Amarto dan Gandeng-Gendong” Sebut Walikota
Disebutkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad. Yogyakarta sebagai salah satu kota yang terpilih mengikuti Program Gerakan menuju 100 Smart City saat ini tengah melakukan penyusunan masterplan dan penentuan program.
“Penyusunan smart city di Yogyakarta tak lepas dari konsep smart city versi Yogyakarta yang terdiri dari empat kata kunci utama yang dielaborasikan, yakni pendidikan, pariwisata, budaya, dan pusat pelayanan jasa. Menjadi sangat urgent untuk menyamakan persepsi kepada seluruh Kepala OPD dan Unit Kerja di Pemerintah Kota untuk bisa memahami tuntutan bahwa semua elemen Pemkot harus aktif terlibat dalam proses kerja pengembangan smart city di Yogyakarta” Katanya. (ams/qin)