Anda berada di
Beranda > Review > IMABA GELAR MAKRAB ANGGOTA BARU DI INGKUNG KUALI PAJANGAN BANTUL

IMABA GELAR MAKRAB ANGGOTA BARU DI INGKUNG KUALI PAJANGAN BANTUL

BANTUL – Ikatan Mahasiswa Bantul (IMABA) merupakan organisasi berbasis mahasiswa yang berkantor di Guwosari, Pajangan, Bantul dan berdiri sejak 2009. Mengembangkan potensinya, IMABA memiliki beberapa departemen  diantaranya: pendidikan , sosial kemasyarakatan, seni budaya dan olah raga, kajian strategis, serta kewirausahaan.

Sabtu (24–25/2), IMABA mengadakan malam keakraban (makrab) di Guwosari, Pajangan Bantul. Serangkaian kegiatan OPREC (open recruitment) telah dilakukan mulai dari sesi pendaftaran online, studium general, seleksi wawancara serta first gathering. Setelah melaksanakan beberapa kegiatan, makrab menjadi agenda terakhir yang menutup serangkaian kegiatan open recruitment. Tercatat sekitar 40 anggota baru hadir dalam acara Makrab tersebut. Acara yang dimulai pukul lima sore ini turut menghadirkan pemateri yaitu Amir Syarifudin, selaku Ketua komisi A DPRD Bantul,  Unang selaku ketua KNPI Bantul, serta mas Asik selaku pendiri IMABA.

Sesi pertama diisi Bapak Amir Syarifudin dari Ketua Komisi A DPRD Bantul.  Dalam kesempatan tersebut beliau turut menyampaikan tentang materi ke-Bantul-an.

“Saya harap dengan adanya organisasi IMABA dapat mengubah serta mengoptimalkan sumber daya yang ada. Potensi wisata yang begitu besar harus bisa diupayakan sebagai pendongkrak ekonomi di wilayah Bantul, contoh sederhana pada saat liburan, parkiran di wilayah Parangtritis bisa mencapai omzet ratusan juta rupiah. Apabila IMABA mampu mengelola potensi yang ada seperti bidang wisata, maka IMABA akan mendapatkan dana untuk melakukan proker-proker yang bisa bermanfaat bagi masyarakat Bantul,” papar Amir Syarifuddin.

Selanjutnya pada sesi kedua diisi oleh Bapak Unang selaku ketua KNPI kabupaten Bantul. Diawal pembicaraannya beliau menyindir organisasi IMABA yang semakin kesini lebih tampak seperti takmir masjid, yang senantiasa membagi-bagikan zakat, daging qurban, dan juga sodakoh.

“Menurut saya hal ini malah lucu! sebab ikatan mahasiswa Bantul kok malah mengerjakan tugasnya takmir masjid. Seharusnya IMABA sebagai organisasi yang anggotanya mahasiswa, harus membuka ruang diskusi yang membahas masalah-masalah terkini yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini pada umumnya dan permasalahan di Bantul pada khususnya. Tapi yang saya lihat semakin ke sini malah semakin hambar kegiatan-kegiatannya? IMABA yang sekarang beda dengan yang dulu. Dulu IMABA itu sering mengadakan aksi apabila ada kebijakan pemerintah yang dianggap nyeleneh,” sindirnya.

Beliau juga berharap IMABA dapat membuka ruang diskusi untuk Mahasiswa, agar potensi yang ada dalam mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang. Mas Unang menyatakan sanggup apabila diminta menjadi pembicara dalam setiap kegiatan IMABA. “Saya siap mendampingi teman-teman IMABA apabila dibutuhkan, ndak perlu mbayar yang penting kalian semua dapat memaksimalkan potensi kalian masing-masing,” tuturnya.

Sesi terakhir diisi oleh pendiri IMABA, Mas Asik. Beliau menceritakan asal mula dibentuknya IMABA serta hal yang mendasari dibentuknya IMABA. Selain itu beliau juga menyinggung bahwa media sosial kita adalah salah satu yang paling berisik. “Dalam satu detik bisa beratus ribu kegiatan media sosial yang muncul. Bayangkan betapa berisiknya medsos kita!” katanya.

Beliau juga menyindir kurangnya fasilitas yang diberikan pemerintah kuranglah layak bagi IMABA. “Massa ruangan 3×3 dijadikan sekretariat? Ruangan itu lebih luas dari kamar kalian malahan” tuturnya disambut gelak tawa semua peserta. (red)

Artikel Serupa

Ke Atas