YOGYAKARTA – Hasil kerja keras BKM Tridaya Waru Mandiri Karangwaru dan semua elemen masyarakat di kelurahan Karangwaru dalam menangani program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) selama ini membuahkan hasil. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI menganugerahkan sebuah penghargaan sebagai BKM terbaik tingkat nasional dalam ajang BKM Award 2017. Penghargaan BKM Award ini berkaitan dengan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Penghargaan diserahkan oleh Boby Ali Ashari,SE, M.SC. Kasubdit Kawasan Pemukimam Perkotaan Dit PKP Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR RI, Menteri PUPR RI di nol kilometer Karangwaru Riverside, Sabtu (21/10).
Boby mengapresi kepada kelurahan Karangwaru yang mendapatkan penghargaan itu. Boby mengatakan BKM Award diikuti oleh sekitar lebih dari 2500 BKM di seluruh Indonesia. Di tahun 2017 ini, ada tiga BKM mendapatkan anugerah yakni di yang ada di Kendari, Yogyakarta dan Bandung.
Boby mengatakan program KOTAKU merupakan program kekinian dan selalu menjawab tantangan baru. Dari tahun 1999 sampai sekarang namanya selalu berubah ubah, namun isu pokoknya selalu mengikuti jaman. Tahun 1999 hingga 2016 berbicara masalah kemiskinan, tahun 2017 berbicara masalah pemberdayaan.
Menurutnya program ini sangat luar biasa dan perlu dibuatkan sebuah buku sebagai bahan cerita bagi generasi sesudahnya. Untuk itu Boby berharap BKM Karangwaru mendokumentasikan kegiatan mereka dari tahun1999 – 2017 dalam sebuah buku.
“Saya yakin pembangunan seperti ini tidak mudah. Ada cerita dibalik pembangunan ni. Nah kadang kala kita semua mau belajar dari peristiwa itu. Ada cerita bagaimana proses awal bisa membongkar rumah, membebasan lahan. Ini semua harus direkam dalam sebuah buku agar generasi kita selanjutnya bisa tahu bagaimana proses sampai terjadi dengan saat ini,” kata Boby.
Sementara itu, Wakil Walikota memberikan penghargaan setinggi tingginya kepada BKM Tridaya Waru Mandiri yang mendapat Penganugerahan BKM Award sebagai yang terbaik tingkat nasional. Menurutnya, apa yang diraih merupakan kebanggan bagi warga masyarakat Kota Yogyakarta dan khususnya warga Karangwaru.
Heroe mengatakan raihan penghargaan ini merupakan bukti kerjasama dan gotong royong antara warga, pemerintah, dunia pendidikan, dan swasta. Dikatakan, pemerintahan pusat, Propinsi dan Kota tidak akan bekerja maksimal dan tidak bisa ikut membangun warga dan seluruh lingkungannya kalau tidak ada partisipasi dari masyarakat. Menurutnya, membangun itu tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama sama atau gotong-royong.
“Bahasa Pak Gubernur, ayo saiki keroyokan wae,” ujar Heroe menyitir ucapan Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Keroyokan yang dimaksud adalah bagaimana pusat dan daerah berbagi beban dalam hal pendanaan. “Keroyokan itu, pemerintah pusat ada alokasi dana apa, pemerintah propinsi alokasi adana apa, pemerintah kota alokasi dana apa, dikeroyok supaya segera selesai persoalan pembangunannya.
Heroe menambahkan Pemkot Jogja akan mengalokasikan anggaran pemeliharaan yang berkaitan dengan program Kotaku. Anggara ini nantinya berada di Camat tetapi pelaksana operasionalnya berada di kelurahan.
“Inilah yang kita pakai untuk mendorong apa yang telah dilakukan oleh pusat. Kita ikut membantu, menjaga, memelihara supaya apa yang ada bisa bertahan dan syukur bisa berkembang dan bisa dimanfaatkan,” tambah Heroe.
Wakil Walikota itu mengatakan setiap ada yang berprestasi, maka semua harus mengikuti cara kerja mereka yang berprestasi.
“Kalau ada kecamatan berprestasi, camat camat lain wajib meniru berprestasinya. Ada OPD yang berprestasi, OPDlain wajib meniru prestasi OPD. Ada sekolah yang berprestasi sekolah lain wajib ikut prestasi sekolahnya. Nah, BKM Tridaya Waru Manunggal ini berprestasi, saya harapkan seluruh BKM meniru jug apa yang dilakukan oleh BKM Karangwaru. Jangan sampai yang meniru itu orang dari luar,” ujar Heroe.
Berkaitan dengan semangat gotong royong membangun kota Yogyakarta Wakil Walikota itu mengajak semua elemen, menguatkan tekad untuk merangkul (5) lima simpul kepentingan atau disebut 5K yaitu Kampus, Kampung, Komunitas, Korporasi dan Kota atau Pemerintah Kota Yogyakarta. Dengan 5K inilah kita sinergikan potensi Kota Yogyakarta, kita dorong mencapai kemajuan Kota dan kesejahteraan warga.
Hal lain juga dikatakan Subandono mengatakan program KOTAKU yang semula adalah Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) berhasil baik semuanya kareana kolaborasi dari semua elemen masyarakat. Menurut Bandono program Kotaku merupakan program yang sangat dahsyat. Karena melibatkan semua lapisan masyarakat. Melalui pemetaan swadaya yang dilakuakan sendiri oleh masyarakat, pelaksanaan juga dari masyarakat. Diawali dengan swkelola dari yang diterima saat itu sebesar Rp. 1 miliar, Rp. 700 juta untuk pelksanaan pembangunan fisik, Rp. 200 juta untuk perencanaan, Rp. 100 juta untuk pemasaran.
Kedahsyatan lain dari program ini disamping dari keinginan , perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dilakukan oleh warga masyarakat, perawatan juga dilakukan oleh warga masyarakat.
“Tentunya masyarakat itu tidak ada apa apanya kalau tidak ada kolaborasi,” ujar Bandono.
Kesuksesan program Kotaku di wilayah Karangwaru hingga mendapatkan penghargaan BKM Award itu dikarenakan adanya kolaborasi gotong royong) dari semua elemen, yakni BKM, Kelurahan, warga masyarakat, akademisi, dan swasta. (@mix-Lin).