Anda berada di
Beranda > News > JAGA KEUTUHAN BANGSA MELALUI SILATURAHIM PONDOK PESANTREN

JAGA KEUTUHAN BANGSA MELALUI SILATURAHIM PONDOK PESANTREN

BANTUL – Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Sitimulyo, Bantul (21/10/2019), menggelar Silahturahmi Ulama serta Umroh Untuk Prsatuan dan Kesatuan NKRI.

Acara tersebut dihadiri ratusan peserta TNI dan Polri serta tokoh agama tersebut, mengambil tema ‘Menangkal Paham Radikalisme, Komunisme, dan Intoleransi’ berlangsung khidmad.

Pada kesempatan itu, pengasuh Ponpes Bin Baz Ustadz Abu Nida mengingatkan, usai pelantikan presiden semua pihak harus bisa menahan diri dan perlu kerjasama yang lebih baik lagi agar cita-cita Indonesia Maju bisa cepat dicapai.

“’Jalinan kebersamaan antar elemen bangsa mutlak diperlukan, agar suasana aman dan damai tetap terus dicapai demi keutuhan dan persatuan bangsa,” ujarnya.

Menurut Ustadz Abu, unjuk rasa untuk menyampaikan pendapat yang dilakukan masyarakat hendaknya dapat disampaikan dengan cara yang santun. Jangan menimbulkan kekacauan. Harus mengutamakan maslahat (kebaikan), jangan sebaliknya mudarat (kejelekan). Bin Baz tidak setuju dengan aksi unjuk rasa. Lebih baik melalui berdialog dan wakil rakyat di parlemen.

”Indonesia tidak boleh sampai seperti Timur Tengah yang malah terpecahbelah. Harus tetap dalam bingkai NKRI dan Pancasila sebagai pemersatu pandangan,” jelasnya.

Ustadz Abu menuturkan, Indonesia walaupun bukan Negara Islam tapi sudah sangat Islami. Karena Umat Islam dilindungi oleh negara dalam menjalankan akidah dan syariat Islam. Tidak perlu merombak Indonesia.

”Marilah bersama-sama merawat persatuan dan keutuhan bangsa melalui agama masing-masing. Yang perlu diingat, saat belajar ilmu agama harus pada guru yang tepat. Berguru pada Ustadz dan Kiai yang benar dan jelas asal usul ilmunya,” katanya.

Kanit Binmas Polres Bantul Iptu Sudiasih JW menyampaikan, Polri dan TNI tetap solid untuk bersama masyarakat menciptakan keamanan di DIY. Harapannya, hubungan antara pihak kepolisian dengan unsur ulama dan santri dari ponpes semakin erat dan memiliki perspektif yang sama.

”Waspadai beredarnya informasi bohong atau hoak termasuk di media sosial. Tidak jarang itu menjadi pemicu gejolak di tengah masyarakat, paham Radikalisme, Komunisme, dan Intoleransi hanya bisa dibendung jika masyarakat dan jajaran tokoh agama bahu membahu menciptakan suasana yang kondusif,” jelasnya.

Menurut Sudiasih, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa diperlukan usaha dan kerja keras semua pihak. Perkembangan internet yang begitu masif perlu dibarengi dengan kecerdasan penggunanya.

Rasa cinta tanah air, menghormati lambang dan simbol-simbol negara, menghormati jasa pahlawan, menjadi bentuk dari ketaatan agama juga.

”Jiwa Nasionalisme yang kuat mencegah dari pikiran dan tindakan menyimpang dan radikal,” pungkasnya. (HL)

Artikel Serupa

Ke Atas