YOGAKARTA – Lanud Adisutjipto Yogyakarta saat ini telah mempunyai alat evident investigator atau Alat test narkoba gunanya untuk mengetahui kadar pemakaian dan jenis-jenis narkoba. Satpom Lanud Adisutjipto merupakan salah satu instansi TNI AU yang telah memiliki alat test narkoba selain Satpomau, Lanud Halim, Lanud Hasanuddin.
Komandan Pangkalan TNI AU Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga menjelaskan, “Seperti kita ketahui bahwa bangsa kita ini menghadapi beberapa ancaman, salah satunya yakni terorisme, dan ancaman terhadap narkoba atau narkotika. Untuk ancaman terhadap narkoba ini, seperti kita ketahui adalah kita bersih dari dalam dulu, yakni aparat penegak hukumnya harus bersih dahulu,” ucapnya, Rabu (26/7/2017).
Lebih lanjut, Danlanud mengungkapkan bahwa bagaiman kita akan mengecek keluar melakukan penertiban kalau ternyata orang-orang yang di dalam yakni para penegak hukum kotor. “Maka kita dilengkapi alat canggih ini untuk menyakinkan bahwa khususnya di Angkatan Udara bebas dari narkoba dan ini akan dilakukan pengecekan secara rutin.
Danlanud menambahkan, alat ini nantinya juga dapat membantu teman-teman dari pihak kepolisian dan BNN. Pihaknya berharap dengan adanya alat ini, TNI AU bisa bersih terhadap ancaman narkoba. Selain itu, bisa ikut berperan dalam rangka memerangi bahaya narkoba bersama teman-teman yang lain, tandasnya
Dansatpom Lanud Adisutjipto Letkol Pom Yudi Pratikno selaku yang bertanggungjawab dalam pengopersian alat test tersebut mengungkapkan bahwa saat ini para bandar narkoba sudah lebih canggih mengelabuhi Polisi dan BNN sehingga sebagai aparat penegak hukum sudah seharusnya memiliki alat canggih untuk mendukung kinerja aparat dalam memberantas peredaran narkoba, ujarnya.
Sementara itu, Manager Teknik Penyedia Barang, Wirawan Broto mengatakan, alat ini untuk mendeteksi awal dan sebagai alat yang sudah mumpuni yang bisa mendeteksi bahwa yang di tes ini baik rambut, air liur, darah mengandung apa. “Dari sampel tersebut kita bisa mengetahui berapa yang telah digunakan oleh orang yang kita tes tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wirawan Broto mengungkapkan bahwa alat ini sebagai menunjukkan nilai kuantitatif dari orang yang dilakukan pengecekan. Secara umum kan hanya diperiksa pengguna atau tidak. (ejun)