GUNUNG KIDUL – Salah satu konsep premiere film ‘Ziarah’ besutan BW Purbanegara adalah dengan mengajak awak media di Yogyakarta untuk mengikut tour di lokasi-lokasi pengambilan gambar dalam film ini, yakni ke Gunung Gambar dan pager Jurang, dua dusun utama di Desa Kampung Kecamatan Ngawen, Gunung Kidul (13/5/2017). Awak media sebelumnya kumpul di Yogyakarta kemudian berangkat bersama menggunakan bus pariwisata ke desa Kampung. Sampai di dusun Pager Jurang, oleh panitia dibawa ke puncak Gunung Gambar menggunakan beberapa mobil. Dipuncak Gunung Gambar tersebut awak media diajak berkeliling dan menikmati pemandangan indah yang menghampar menjelang matahari tenggelam.
Usai ber-‘ziarah’ ke tempat-tempat pengambilan gambar film, awak jurnalis diajak turun ke Pendapa Dusun Pager Jurang untuk mengikuti jumpa pers bersama mbah Ponco dilanjutkan nonton film Ziarah. Para awak media nampak antusias untuk mengulik lebih dalam dan bertatap muka dengan sosok Mbah Ponco yang pada minggu-minggu terakhir menjadi buah bibir media karena menjadi nomine aktris terbaik dalam ajang penghargaan ASEAN International Film Festival and Award (AIFFA) 2017. Rasa penasaran itu terjawab sudah tatkala Mbah Ponco menjawab berbagai pertanyaan media.
“Senang sekali akhirnya film ini selesai dan segera diputar, melalui film ini saya berharap anak cucu saya bisa mengetahui sosok saya,” ungkap Mbah Ponco ketika ditanya media.
Ziarah bercerita tentang Mbah Sri yang mencari makam suaminya Mbah Pawiro yang pergi berperang pada Agresi Militer Belanda II, tujuannya sederhana dirinya ingin dimakamkam disamping makam suaminya itu. Film Ziarah sendiri akan tayang di bioskop mulai 18 Mei 2017.
Lebih lanjut, Mbah Ponco yang memerankan Mbah Sri dalam film ini menuturkan suka dukanya saat pembuatan film, dimana dirinya hanya bermodal tekad usai dicasting oleh tim film, mengaku tak mempunyai modal untuk berakting di depan kamera. Sehingga perannya dalam film ini didampingi secara ketat oleh crew film.
“Saya itu suka lupa, jadi untuk menghapal naskah harus diulang-ulang menirukan, ya jadi kadang jadi tidak sabar,” kata Mbah Ponco.
Sisi lain diungkapkan oleh Bagus Suitrawan Produser film Ziarah, kadang dirinya menjumpai Mbah Ponco agak kesal, karena Mbah Ponco harus berbahasa Jawa Krama Alus pada anak dan menantunya yang lebih muda darinya.
“Ya kelihatan kesal gitu, masak dirinya harus berbahasa Krama pada anaknya, tapi kami berhasil meyakinkan, ini untuk keberhsailan film,” jelas Bagus, kepada SPJ. (koes)