Anda berada di
Beranda > News > Anjunjung Srawung, Antologi Cerkak 35 Penulis Sastra Jawa Bantul

Anjunjung Srawung, Antologi Cerkak 35 Penulis Sastra Jawa Bantul

BANTUL – SPJ, Tata krama dan sopan santun menjadi sesuatu yang penting dalam membentuk budi pekerti keseharian bagi anak-anak. Hal itu semakin mendesak untuk dicari solusi, bagaimana menanamkankannya di kalangan anak-anak dan generasi muda. Mengingat saat ini anak-anak dan generasi muda millenial banyak yang terjebak dalam pola asuh moderen sehingga penerapan tata krama dan adat santun berbudaya lokal Jawa, mulai tergerus. Untuk mengembalikan tata krama dan adat santun agar terjaga serta menjadi sendi dasar pergaulan bagi masyarakat luas khususnya genersi muda.

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul menerbitkan buku kumpulan cerita cekak (Cerkak) atau antologi sastra dalam bahasa Jawa dengan tema ‘Tata Krama dan Unggah-ungguh’ bertajuk “Anjunjung Srawung” melibatkan 35 penulis sastra Jawa Bantul yang tergabung dalam Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul (PSJB) Paramarta.

“Apresiasi untuk PSJB Paramarta yang senantiasa aktif dalam berkarya sehingga dapat membantu tugas-tugas Dinas Kebudayaan Bantul dalam hal pembinaan bahasa dan sastra daerah atau sastra Jawa,” ucap Tri Jaka Suhartaka, S,S., MIP Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Bantul dalam acara Diskusi Buku Antologi Cerkak Anjunjung Swarung di Aula SMK Negeri 2 Sewon, Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Sabtu (30/7/2022).

Lebih lanjut menurut Tri Jaka, menjadi keprihatinan bersama saat ini tata krama dan unggah ungguh sepertinya telah luntur dalam kehidupan di keseharian masyarakat. Memang tidak perlu mencari kesalahan kepada siapa pun, solusinya adalah bagai mana mengupayakan tata krama dan unggah-ungguh itu dapat berjalan kembali di masyarakat ini menjadi tanggungjawab bersama. Melalui penerbitan antologi karya sastra Jawa ini diharapkan dapat membantu mengembalikan berkembangnya tata krama dan unggah ungguh di kalangan masyarakat.

Sementara itu Ketua PSJB Paramarta Bambang Nugroho mengungkapkan, kegiatan diskusi buku ini menjadi evaluasi terkait dengan karya-karya yang dimuat dalam antologi Anjunjung Srawung. Selain itu kegiatan ini juga memberi ruang agar anggota untuk saling mengedukasi dan memotivasi serta memberikan inspirasi bagi karya-karya berikutnya agar lebih baik lagi.

“Selama pandemi nyaris tidak ada kegiatan bagi anggota untuk saling bertemu. Dalam acara evaluasi ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi anggota PSJB Paramarta untuk bertukar pengalaman,” tutur Bambang Nugroho.

Pada kesempatan ini, hadir para editor buku yakni Bambang Nugroho, Suwandi, Ardini Pangastuti, dan M. Widhy Pratiwi yang menjelaskan mengenai kepenulisan sebelum dikirimkan ke redaksi.

“Sebaiknya sebelum dikiirmkan ke redaktur, tulisan sudah benar-benar bagus, minim kesalahan, ini akan menarik para editor,” ungkap Widhy Pratiwi.

Antologi Anjunjung Srawung merupakan kumpulan cerita pendek berbahasa Jawa atau Cerita cekak (cerkak) bertema terkain dengan upaya mengembalikan nilai-nilai tata krama dan adab santun di tengah masyarakat. Berbagai kisah menarik sekaligus unik terhimpun dalam antologi yang ditulis oleh 35 penulis dan sastrawan Bantul ini. (qin)

Artikel Serupa

Ke Atas