KULON PROGO – Sebenarnya masalah yang dihadapi oleh organisasi Karang Taruna di Yogyakarta pada umumnya sama, yakni lemahnya sumber daya manusia, demikian dipaparkan Ismail Maliq, SE Ketua Karang Taruna Kabupaten Kulon Progo dalam acara Jagongan Muda VI di Bali Desa Sidorejo Lendah Kulon Progo, Minggu (5/11).
“Masalah regenersi dan lemahnya sumberdaya manusia pengurus karang taruna adalah hal umum yang dihadapi disemua organisasi karang taruna, jika ada tapi kualitas SDM nya lemah, atau bahkan tidak terjadi regenerasi sama sekali,” kata Ismail.
Hal tersebut sering ditanyakan oleh peserta diskusi yang diselenggarakan terkait manajemen organisasi kepemudaan. Menurut Ismail, selain lemahnya SDM ada juga persoalan yang dihadapi karang taruna, seperti belum mandiri dalam pendanaan, masih melaksanakan hal-hal pragmatis, dan masih berorientasi pada kuantitas.
Selain Ismail Maliq, hadir selaku narasumber lain yaitu Tedi Kusyairi (owner/founder) website berita Suara Pemuda Jogja media group, yang pernah menjadi Ketua Karang Taruna Unit dan pengurus Karang Taruna Desa. Dalam paparannya, selain menjelaskan problematika dan manajemen website, Tedi juga mengungkapkan persoalan SDM pengelelola website dari generasi muda. Hubungannya dengan organisasi kepemudaan yang dituntut untuk peka terhadap lingkungannya. Sehingga permasalahan dan potensinya bisa diungkapkan melalui tulisan di website.
“Salah satu peran pemuda yang bisa dilakukan dalam membangun desanya adalah dengan melakukan pemetaan potensi desa, ditulis, diungkapkan, dipublikasikan ke publik yang lebih luas melalui website berbasis direktori desa,” kata Tedi.
Dengan melakukan hal tersebut, nantinya akan ada feedback positif yang didapat, sebagai contoh jika tulisan mengenai potensi wisata, nantinya bisa menjadi alternatif kunjungan berpiknik. Imbasnya akan tumbuh potensi ekonomi lainnya, seperti kuliner dan kerajinan.
Terkait dengan posisi admin website, sebenarnya keasyikannya sama dengan mengelola kaun personal di media sosial.
“Jika postingan kita dapat banyak like, direpost banyak orang, dikomentari dan jafintrending topic, pasti kita akan senang, begitu juga sebagai admin, bagaimana membuat postingan yang menarik dan dibaca banyak orang, menjadi tantangan yang mengasyikkan bagi kita,” kata Tedi.
Lebih lanjut mengenai peran karang taruna desa, Ismail mengayakan bahwa untuk karang taruna tingkat DIY, Kabupaten, dan Kecamatan berfungsi sebagai forum, untuk memecahkan berbagai problema yang dihadapi, namun ujung tombak sesungguhnya adalah Karang Taruna Desa dibantu unit-unitnya. Sehingga diharapkan, karang taruna desa mampu berperan serta aktif dalam membangun desa.
Dalam sesi tanya jawab, peserta Jagongan Muda, Candra dan Widya menayakan terobosan yang harus dilakukan pengurus agar anggotanya mau berkegiatan. Apalagi jika masih ada persoalan keyperson yang menjadi panutan semua orang.
“Jika masalahnya regenerasi maka yang harus dilakukan adalah pola pendekatan personal dimana kita menjadi muridnya, untuk kemudian bisa lebih cair biar pengaruhnya kepada anggota lainnya bisa diberi kesempatan untuk maju. Sementara untuk mengajak anggota untuk aktif, maka diperlukan kegiatan yang menarik, seperti piknik,” kata Ismail.
Disisi lain, Tedi berbagi pengalaman tentang menjadi pengurus karang taruna dulu, jika ada orang yang menjadi panutan, maka baiknya beberpa orang bisa mendekati menjadi murid, sehingga nantinya dihatapkan pengaruh orang tersebut bisa meluntur kepada para murid. Sementara itu Tedi mengingatkan bahwa kegiatan karang taruna adalah menyoal UKS, UEP, dan SOR. Namun demikian kebanyakan lebih suka kegiatan yang bersifat rekreatif, maka dari itu Tedi menyarankan agara benrbagai kegiatan dikemas yang menuenangkan, tidak dipersulit, tetapi dipermudah dan membuat tertarik.
Diakhir sesi Jagongan Muda, Sugeng Fambudi Ketua Karang Taruna Bhakti Remaja Desa Sidorejo, mengatakan pihaknya berharap ada yang mau memposisikan diri sebagai admin pengelola website sidorejo.sipkades.or.id sebagai media potensi kreatif desa.
“Sekalian nantinya jadi pengurus karang tatuna desa sie humas untuk mempublikasikan kemasyarakat luas. Dari website ini nantinya jika sudah banyak isinya, bisa menjadi data base bagi pembangunan desa,” tegasnya. (Har)