Anda berada di
Beranda > News > Strategi Penguatan Budaya Tenun Lurik di Masa Pandemi Covid-19

Strategi Penguatan Budaya Tenun Lurik di Masa Pandemi Covid-19

KLATEN, SPJ – Sentra industri tekstil terpadu di Indonesia masih sangat langka dijumpai hingga saat ini. Selain industri tekstil terpadu dengan kerajinan batik Pekalongan di Jawa Tengah yang sinergis dengan pertumbuhan bisnis fashion, serta menjamurnya tailor dan fashion design. Namun, kelangkaan landscape itu tidak berlaku di Kecamatan Pedan Klaten, yang merupakan sentra produksi tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dimana model bisnisnya kian menguat menjadi kawasan terpadu.

Tenun ATBM asli Pedan Klaten sejak dulu dikenal sangat terampil dan detail dalam pengerjaannya, sehingga produk yang dihasilkan sangat halus dan bisa rapat dengan motif yang utama adalah lurik. Di masa Pandemi Covid-19 ini, hampir semua sentra produksi dan bisnis cenderung mengalami penurunan, baik dari segi produksi, distribusi, sampai dengan pendapatan.

Hal serupa juga dirasakan oleh UKM Tenun ATBM Lurik di Kecamatan Pedan, Klaten Jawa Tengah, sehingga dalam PKM ini, pihak peneliti yang berasal dari Peneliti Evaluasi Pendidikan (PEP) dan Pendidikan Seni Rupa (PSR) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) mengupayakan pendampingan UKM dengan memberi penguatan SDM, tentang bagaimana mengembangkan inovasi desain lurik dalam menjawab tantangan persaingan trend fashion global? Dan, bagaimana konsep lurik agar semakin dilirik oleh semua kalangan masyarakat.

Harapannya, Pedan yang memiliki sejarah panjang pengrajin lurik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memiliki dampak sosiokultural yang meluas sebagai kawasan wisata fashion yang dapat menarik perhatian masyarakat dunia.

Permasalahan yang ingin diselesaikan, diantaranya; (1) Penguatan Brand Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Belum maksimalnya sistem E-Commerce dalam penguatan sistem Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan startegi bisnis. (3) Belum adanya perlindungan hukum hak intelektual, HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Belum intensifnya pendampingan inovasi desain sehingga dapat berpartisipasi dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Belum kuatnya lurik sebagai subjek kajian dalam publikasi ilmiah berskala internasional.

Dr. Rahayu Retnaningsih, S.Pd, M.Pd dan koleganya Tim PKM Dr. Moh Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn dan Grace Flora Putrianti, S.Psi, M.Psi yang memperoleh Hibah PKM dari DRPM Ristek Dikti tahun pendanaan 2020 yang selama ini terlibat aktif sebagai teamwork pada program ini yang begitu banyak membantu baik teknis maupun strategis, guna menangani program pendampingan mitra selama hampir setahun ini.

Sementara itu, target luaran yang hendak dicapai adalah (1) Program penguatan Strategi Branding Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Maksimalisasi sistem E-Commerce dalam penguatan sistem Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan strategi bisnis. (3) Sosialisasi Regulasi dan pendampingan perlindungan hukum hak intelektual, melalui registrasi HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Melakukan pendampingan inovasi desain secara intensif dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Melakukan publikasi ilmiah berskala internasional (baik seminar maupun jurnal). Metode yang dilakukan, Tim melakukan program pendampingan melalui workshop secara berkala dan senantiasa berorientasi pada permasalahan yang dihadapi Mitra. Pendampingan ini diharapkan mampu membantu Mitra dalam menyelesaikan permasalahan baik teknik maupun non teknis. (jun)

Artikel Serupa

Ke Atas