Anda berada di
Beranda > News > Huru-Hara di Negeri Hastina, Teater Amarta Pentaskan DUALISME

Huru-Hara di Negeri Hastina, Teater Amarta Pentaskan DUALISME

BANTUL – Teater Amarta sebentar lagi akan mempentaskan teater dengan judul ‘DUALISME’ dikemas dalam Durational Art #2. Pementasan akan dilaksanakan Sabtu, 23 November 2019, pukul 19.00 WIB bertempat di Kelas Pagi Yogyakarta, Jln. Brigjen Katamso Prawirodirjan Yogyakarta 55121. Selain pementasan juga ada pameran yang diselenggarakan Senin & Selasa, 25 -26 November 2019, pukul 09.00-17.00 WIB, ditempat yang sama.

‘DUALISME’ mengisahkan tentang Negeri Hastina yang dipimpin oleh Sri Mahaketu mengalami huru-hara, lahirlah Sutasoma yang menjadi pengantar kembalinya dunia yang indah. Akan tetapi, meski memiliki perangkat menjadi Raja, Sutasoma bersikeras menolaknya. Ia memutuskan melarikan diri dari istana untuk melakukan perjalanan menuju Sunyata. Kesedihan menyelimuti istana, di sisi lain kedamaian merekah bak bunga teratai di tempat-tempat yang ia lalui. Kelahiran-kematian, baik-buruk, salah-benar, hitam-putih, tak henti menyapa. Dualisme yang tak pernah lelah memeluk, mencabik, menggeliat dan mengikat di tengah perjalanannya. Melalui apa dan siapa saja dualisme yang ia temui dalam perjalanan menuju sunyata? Nunung Deni Puspitasari Pimpinan Produksi mengatakan, bahwa cerita ini diangkat dari teks Kakawin Sutasoma, metrum 1-28.

“Teater Amarta bermaksud mengajak seniman yang terlibat untuk meletakkan narasi Kakawin Sutasoma sebagai inspirasi menggali gerak, visual, serta musik untuk menjadikan cerita ini sebagai refleksi bersama,” kata Nunung (19/11/2019) di Sanggar Teater Amarta, Tembi Tempel Rt 05 Timbulharjo Sewon Bantul, Jln Parangtritis km 8, 55186.

Melihat kelahiran dan perjalanan Sutasoma hingga mengenal si tokoh Suciloma melalui simbol- simbol gerak dan benda yang nantinya, seusai pertunjukan akan dipamerkan di Galeri Kelas Pagi Yogyakarta. Teks ini dihadirkan untuk merespon kegelisahan masing-masing personal yang membaca keberagaman Identitas agama, ras, dan budaya yang saat ini justru digunakan sebagai pemicu konflik sosial oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Segenap crew yaitu, Artistik Director Zulfian Amrullah. Para Pemain : Andy Wahyudi Tuangke, Arif Hanung T.S, Helmi Fuadi, Nunung Deni Puspitasari, dan Rizal Eka Arrohman. Sementara Pemusik Kyai Gombal Amoh & Mahmud N.A, Properti Andy Wahyudi Tuangke & Arif Hanung T.S, Penata Kostum Zulfian Amrullah, Penata Cahaya Ali Hasan Djimbe, Pimpinan Produksi Nunung Deni Puspitasari, Manajer Panggung Wisnu Putuaji, Dokumentasi Foto Muhammad Ikhya, Dokumentasi Video Fajar Syafi’i, Desain Pbulikasi Helmi Fuadi, Media Nanik Indarti.

“TEATER AMARTA ada sejak tahun 2006 didirikan untuk menjadi “ruang kreasi” bagi pelaku seni melalui penelitian, pelatihan, kolaborasi, dan presentasi yang mengeksplor berbagai bentuk seni pertunjukan sebagai bahan belajar berinteraksi dengan masyarakat dan meningkatkan daya kreasi,” tegas Nunung.

Pertunjukan ini digelar secara gratis, namun karena tempatnya harus disiapkan dengan matang, maka bagi para penonton diharapkan bisa melakukan reservasi dulu dengan menghubungi Nanik Indarti di 087739254274. (Noel)

Artikel Serupa

Ke Atas