Anda berada di
Beranda > Essay > PEMUDA BERGERAK : INDONESIA BERGELORA

PEMUDA BERGERAK : INDONESIA BERGELORA

Revolusi Zaman Modern, Pelajar Vortenlanden
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia” itu lah yang diucapkan, Soekarno untuk para pemuda karena memiliki semangat dan daya juang yang luar biasa untuk negaranya.

Dalam kehidupan masyarakat yang terjajah, akan selalu timbul suatu usaha untuk melepaskan diri dari penjajahan. Di Indonesia pun usaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan Belanda di lakukan dengan senjata maupun diplomasi. Ketika dimulainya zaman modern abad XX, sebuah zaman baru dalam politik kolonial dimulai, yaitu zaman etis. Semboyan dari zaman ini adalah “Kemajuan” yang membubuhi bahasa saat itu bersama “bervoedering van welvaart” (memajukan kesejahteraan). Tentu, zaman ini adalah kemajuan menuju modernitas dibawah pengawasan Belanda. Tanda resmi politik etis yang dilakukan Belanda adalah perluasan pendidikan barat yang tidak hanya memproduksi jenis tenaga kerja yang diperlukan negara tetapi juga menjadi alat utama untuk mengangkat bumi putra dan menuntun mereka menuju modernitas. Untuk itu pemerintah belanda mendirikan dua jenis sekolah dasar yaitu Eerste klass Inlandsche untuk kaum priyayi dan Tweede Klass Inlandsche Scholen untuk rakyat biasa.

Akibat dari politik etis tersebut munculah sebuah organisasi pemuda yang di bentuk oleh Dr. Soetomo, dkk tanggal 20 mei 1908 yang bernama Boedi Oetomo. BO menikmati kedudukan sebagai ungkapan kebangkitan nasional yang pertama dalam bentuk organisasi modern yang di gagas oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo. Para pendiri sebenarnya adalah pelajar STOVIA di Batavia yang sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat perhatiannya. BO sendiri di landasi oleh solidaritas yang digerakan oleh pendidikan gaya barat. Pada kongres Budi Utomo yang di selenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 3-5 oktober 1908, Tirto kusumo diangkat sebagai ketua pengurus besar. Dalam kongres tersebut
terdapat 2 kelompok yaitu yang pertama di wakili oleh golongan muda yang merupakan minoritas yang cenderung menempuh jalan politik dalam menghadapi pemerintahan kolonial, adapun kelompok kedua yaitu golongan yang mayoritas adalah kelompok golongan tua yang menempuh jalan perjuangan dengan cara lama yaitu sosiokultural.

Golongan minoritas yang berpemikiran maju dipelopori oleh Dr Tjipto MangunKusuma, dia ingin BU bukan hanya menjadi organisasi yang mementingkan rakyat tetapi organisasi yang memiliki jaringan di seluruh negeri. Pada tanggal 1931 BU memiliki terobosan besar untuk mengubah anggaran dasarnya, yang salah satunya adalah membuka diri untuk golongan bangsa Indonesia tidak hanya orang jawa saja yang membentuk suatu kesatuan melawan penjajahan. Dari organisasi kecil kumpulan orang-orang cendekiawan ini munculah organisasi-organisasi lain gagasan para pemuda untuk memikirkan nasib bangsanya selanjutnya dan merubah pola perjuangan dulu yang menggunakan gencatan senjata menjadi pola organisasi yang lebih modern atau bisa di sebut revolusi pelajar zaman modern.

Pergerakan nasional yang muncul di Indonesia tidak lepas dari faktor dalam maupun luar, pengaruh dari dalam adalah kaum intelektual yang mengabdikan dirinya demi terwujudnya nilai-nilai kebangsaan. Budi Utomo jelaslah adalah pelopor bagi kesadaran masyarakat jawa dan merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis bagi negeri dan bangsa Hindia Belanda(Indonesia). Hingga kemerdekaan di raih Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, organisasi pemuda/ pelajar masih tetap eksis untuk selalu mengiringi pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan maupun ikut meningkatkan rasa-rasa nasionalisme dalam diri pemuda melalu pendidikan dan organisasi.

Hal ini pun terjadi di zaman yang lebih modern seperti sekarang yaitu abad ke 21, Yogyakarta sebagai kota pelajar tentunya ikut sumbangsih dalam mencetuskan ide-ide para pelajarnya untuk kemajuan Indonesia. Di daerah bantul sendiri pada tahun 2017 organisasi OKP atau akronim dari Organisasi
Kepemudaan yang berhimpun di DPD KNPI Kabupaten Bantul berjumlah 17 organisasi, organisasi ini didasarkan oleh kesamaan asas, agama, ideologi, minat, dan bakat atau kepentingan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Salah satunya adalah IMABA (Ikatan Mahasiswa Bantul) seperti halnya Budi Utomo, organisasi ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa asli bantul yang sekolah di Universitas Yogyakarta atau di luar Yogyakarta yang berkumpul menjadi satu, dengan visi menjadi organisasi Mahasiswa kedaerahan, yang memiliki solidaritas tinggi dan selalu melakukan perubahan-perubahan diranah eksternal Organisasi, serta berkontribusi secara penuh dalam penyelesaian masalah-masalah kebangsaan, khususnya masalah yang terdapat di Bantul.

Di dalam organisasi ini, nilai kekeluargaan sangatlah erat dibuktikan dengan seluruh event-event yang diadakan IMABA sukses dan mendapat apresiasi dari banyak kalangan di masyarakat. Seperti yang baru-baru ini kegiatan para aktivis mahasiswa ini mencari donasi untuk para korban Lombok dan Sulawesi, dengan mengadakan sebuah konser pertunjukan, di bidang pendidikan juga sering mengadakan event-event yang melibatkan seluruh pelajar di Bantul. Event terbaru yang akan di adakan adalah seminar motivator untuk pelajar dari kalangan siswa sd hingga SMA di kabupaten Bantul, serta para pemuda-pemuda dari perwakilan setiap desanya yang totalnya nanti berjumlah 5000 peserta. Seminar ini nantinya juga akan di isi dengan para motivator terkenal dari Indonesia serta Bapak Presiden Jokowi. Kegiatan seperti ini dirasa akan meningkatkan nilai-nilai nasionalisme pelajar.

Baik dari Organisasi Budi Utomo hingga IMABA adalah salah satu cara pelajar Vortenlanden (Yogyakarta) menunjukan perjuanganya untuk Indonesia melewati sebuah perkumpulan muda-mudi hingga mengasilkan sebuah ide berlian untuk Bangsa dan Negara. Karena, di era seperti ini kita membutuhkan sebuah revousi mental dari para pelajar modern Indonesia untuk membantu menyelamatkan genersi muda di tengah arus globalisasi teknologi yang sangat cepat.

 

Essay ditulis oleh Sintha Dwi Nugraeni

Senin, 10 Desember 2018

Artikel Serupa

Ke Atas