Anda berada di
Beranda > Essay > Bagaimana Seharusnya Peran Pelajar dalam Memperkuat Nilai-nilai Kebangsaan?

Bagaimana Seharusnya Peran Pelajar dalam Memperkuat Nilai-nilai Kebangsaan?

Indonesia merupakan negara kesatuan yang juga merupakan negara kebangsaan. Negara yang kaya akan keberagaman ini tak lepas dari para pahlawan pejuang kemerdekaan. Segala jerih payah yang telah mereka keluarkan akhirnya membuahkan hasil. Indonesia yang merdeka. Banyak rintangan yang harus mereka hadapi untuk menjadikan Indonesia merdeka seperti saat ini.

Seluruh perjuangan para pahlawan pada zaman dahulu tidak akan ada maknanya jika para oemuda tidak bisa untuk mempertahankannya. Rasa persatuan. Rasa kesatuan. Jiwa kebangsaan. Itulah yang para pahlawan inginkan. Tidak hanya pada masa perjuangan mereka, tetapi juga dapat bertahan hingga saat ini.

Peran pemimpin adalah yang paling besar dalam mewujudkan hal itu. Pemimpin yang bijaksana akan menghasilkan rakyat yang baik juga. Peran pendidikan juga diperlukan untuk mewujudkannya. Kualitas pendidikan serta pendidik yang layak akan menghasilkan generasi yang layak juga.

Pelajar adalah tonggak utama kelanjutan nasib negara di masa yang akan datang. Peran pelajar dalam memperkuat nilai-niai kebangsaan harus lebih ditegaskan lagi pada saat ini. Dahulu, perjuangan R.A. Kartini, perjuangan Ki Hajar Dewantara, juga perjuangan pahlawan lain dalam membela pendidikan di Indonesia tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Hingga saat ini pendidikan Indonesia dapat berkembang luas demi melahirkan generasi-generasi yang hebat.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memaknai bahwa negara Indonesia memang kaya akan perbedaan tetapi perbedaan itulah yang membuat negara ini menjadi satu. Namun miris, tidak banyak pelajar zaman sekarang yang mengerti apa arti dari perbedaan yang sebenarnya. Masih banyak pelajar yang mempermasalahkan sebuah hal kecil yang pada akhirnya menjadi masalah besar. Misalnya saja tawuran. Tawuran biasanya dipicu karena rasa iri ataupun dengki dari salah seorang pelajar karena merasa berbeda dengan pelajar sekolah lain. Apakah layak kita sebagai generasi muda Indonesia melakukan hal seperti itu? Lalu bagaimana perasaan para pahlawan yang sudah berjuang untuk kita namun kita sia-siakan?

Tidak tanggung-tanggung juga, perjuangan para guru yang telah mendidik kita sebagai pelajar. Mereka juga berusaha untuk menjadikan kita sebagai pelajar yang benar, pelajar yang bisa menjadi pemimpin, pelajar yang tidak asal-asalan atau sebagai formalitas saja. Bagaimana perasaan mereka jika melihat keadaan anak didiknya yang tawuran? Perasaan mereka pasti prihatin ketika melihat seorang siswa yang telah dididiknya membuat kericuhan. Dari lubuk hati mereka, mereka pasti akan merasa gagal dalam mendidik muridnya.

Coba kita lihat bangsa kita saat ini, bangsa kita sangatlah tertinggal jauh oleh bangsa lain. Jika zaman dahulu negara kita dijajah oleh bangsa lain, tetapi kini negara kita dijajah oleh teknologi. Teknologi saat ini berperan sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Teknologi dapat mengubah pikiran masyarakat menjadi lebih individualistik.

Seharusnya, kita sebagai pelajar harus lebih sigap dalam menyiakpi perkembangan teknologi ini. Kita harus berusaha agar teknologi tidak menjajah masyarakat kita. Itu semua harus dilakukan demi memperkuat nilai kebangsaan negara Indonesia.

Dengan cara kita belajar dengan sungguh-sungguh dengan tujuan memperkuat nilai-nilai kebangsaan, maka para pahlawan, pejuang, juga para guru kita akan merasa bangga atas perjuangan mereka selama ini. Mereka berhasil memperjuangkan profesi mereka masing-masing. Bukan dengan cara kita tawuran, demo, atau hal lain yang dapat memecah belah negara kita. Tetapi dengan semangat yang kita miliki itu akan lebih bermanfaat lagi jika kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang positif dibandingkan untuk memecah belah ikatan persaudaraan. Karena sesungguhnya perpecahan itu hanya akan menyusahkan diri kita sendiri bahkan orang lain yang juga ikut terkena imbasnya.

Untuk para generasi muda, kita adalah calon-calon pemimpin masa yang akan datang. Kalimat itu akan lebih membanggakan jika menjadi sebuah kenyataan. Orang tua kita telah bersusah payah membesarkan kita agar menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Maka kita juga membuktikan pada merekaa juga, kita harus membuat mereka bangga dengan perjuangan kita sendiri. Kita tanamkan pada diri kita masing-masing jiwa kebangsaan, rasa nasionalisme, dan patriotisme.

Kesimpulannya, kita para pelajar, para generasi muda, generasi penerus dan pelurus bangsa, calon-calon pemimpin, haruslah menanamkan jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme didalam diri kita masing-masing. Jadikan para pahlawan, guru, serta orang tua kita menjadi suri tauladan. Sesungguhnya tanpa pengorbanan mereka, kita tidak akan pernah ada di posisi kita saat ini. Jadikan makna sebuah perbedaan menjadi ciri khas kita negara Indonesia. Tanamkan rasa ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam diri kita. Dengan cara itu, hidup kita akan menjadi lebih terarah lagi. Kita bukanlah generasi penerus bangsa yang hanya akan memeruskan perjuangan pemimpin kita zaman sekarang. Kita juga bukan generasi pelurus bangsa yang merasa bahwa para pemimpin kita itu melenceng. Tetapi kita adalah generasi penerus dan pelurus bangsa yang akan terus berusaha memperjuangkan negara Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

 

Essay ditulis oleh Syifa Lintang Chaerunisa

Senin, 10 Desember 2018

Artikel Serupa

Ke Atas